Aku bagai melayang di angkasa. Bertebaran mobil-mobil mewah disana-sini. Banyak orang memakai setelan jas rapi dan kinclong. Begitu juga dengan wanitanya, blouse dan rok yang aduhai. Pokoknya..... khas eksekutif muda lah!
Kucoba membangun kepercayaan diri. Kucoba berjalan seperti biasa. Walau aku tak bisa membohongi diri sendiri, bahwa aku amat excited dengan situasi yang sedang kualami. Kudatangi receptionist dan mengutarakan kedatanganku. Yakni interview bca finance di lantai 7.
“KTP-nya...?”
Ekspresi datar ditunjukkan si mbak resepsionis kepadaku seraya meminta ktp. Ok. Kuberikan ktp-ku dan aku diberi ID yang bertuliskan tamu atau guest.
Alhamdulillah..... gini-gini, aku juga biasa menggunakan lift. Bersama lainnya, aku menunggu lift yang akan membawaku ke lantai 7. Sampailah aku di lantai 7. Wooowww....... begitu keluar dari lift, aku disambut lobi sebuah kantor yang sangat menakjubkan. Menakjubkan buat anak ndeso sepertiku.
Bca finance. Lengkap dengan lantai yang serasa cermin, warna dinding yang cemerlang, dan wangi ruangan yang tak pernah terlewatkan di cek oleh office boy. Tak ketinggalan, lalu-lalang orang-orang yang bekerja. Membawa sebendel berkas, atau sekadar menelepon, yang mungkin menelepon calon klien untuk dealing layanan.
Aku menghampiri resepsionis, dimana terdapat seorang mbak resepsionis dan seorang satpam. Mendekat ke meja resepsionis, kulihat ada selembar daftar hadir khusus. Kubaca sejenak. Ya... ini adalah lembar yang berisi daftar hadir peserta interview panel hari ini. Yups! Kutemukan namaku diantara 10 nama yang terpampang disitu. Lengkap dengan kota asal seleksiku (surabaya) dan nomer hp-ku.
Aku menandatangani daftar hadir itu, seraya sedikit berbasa-basi dengan mbak resepsionis dan pak satpam. Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tunggu yang tak begitu jauh dari meja resepsionis.
Ternyata tak cuma aku yang sedang menunggu giliran untuk interview panel. Ada beberapa peserta lainnya yang juga memperoleh jadwal interview yang kurang lebih sama denganku.
Aku selalu mencoba berkenalan dengan orang baru. Karena siapa tahu, aku akan bertemu mereka jika diterima di posisi pdp bca finance ini. Maka, kubuka obrolan-obrolan ringan dengan mereka. Kadang, ada yang tak merespon dengan baik. Tapi, lebih banyak yang kemudian terlibat obrolan gayeng denganku. Heheheeeee.......
Ternyata, semua peserta hari ini adalah peserta yang berasal dari seleksi surabaya. Jadi, banyak diantara mereka memiliki logat yang sama denganku. Jawa-jawa medok.
Satu kali sesi, ternyata ada 2 peserta yang diwawancara sekaligus. Bukan diwawancara bersama, namun ada 2 pos yang bertugas untuk meng-interview peserta.
Segala daya kulakukan, saat aku menjalani interview panel. Wawancara “melawan” 3 orang sekaligus. Entah mereka manajer, atau bahkan general manajer. Aku tak ambil pusing. Yang jelas, mereka telah membuatku pusing 7 keliling dengan berbagai pertanyaan yang kadang tak kuduga akan dilontarkan.
Yah...... nasib.
Semua ikhtiar kupasrahkan kepada Allah.
Feelingku berkata, aku tak maksimal di interview ini. Entah bagaimana, sering aku bisa merasakan, kapan wawancara yang sukses, kapan wawancara yang gagal. Dan kali ini, feeling gagal lebih mendominasi. Ya sudahlah.
Selesai wawancara. Aku digiring ke lantai 8 untuk mengetahui hasil interview barusan. Beberapa menit aku menunggu, akhirnya aku dipanggil untuk masuk ke satu ruang yang tak terlalu besar.
Kukira, aku akan menerima berita gembira. Disodori kontrak dan diminta untuk tes kesehatan. Tetapi ternyata, aku hanya diberi uang pengganti transport atas kedatanganku ke jakarta. Nominal yang cukup besar bagiku, sebagai pelipur lara. Karena aku disuruh menunggu seminggu untuk kabar diterima atau tidak.
Kadang, cara ini dilakukan oleh perusahaan, untuk mengatakan secara halus, bahwa aku belum bisa diterima. Si ibu juga mengatakan, kalau dataku akan tetap dijaga. Bila ada lowongan, mungkin akan dipertimbangkan.
Baik. Akhirnya aku pulang dengan mood yang tak terlalu bagus. Kurang lebih jam 5 sore, aku sudah keluar dari gedung megah itu. Kemudian, aku dihadapkan pada kondisi jalan raya yang sungguh ramai. Terang saja, ini jam pulang kantor. Huuhhh.....
Tak apalah. Itung-itung, aku bersilaturahmi kepada om dan tante. Membawakan mereka oleh-oleh khas malang, yang tak akan ditemukan dengan mudah di jakarta. Juga, setidaknya aku tahu, apa itu pondok indah. Kawasan yang konon elit di ibukota.
Overall...... perjalanan singkat yang menyenangkan. Karena di sela-sela perjalanan ke jakarta ini, aku masih menerima panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang berpusat di surabaya. Dan ternyata, panggilan kerja inilah, yang menjadi jodohku sekarang!
Alhamdulillah..........
END.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H