Eskalator menuju Auditorium UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta terlihat beroperasi pada Selasa pagi (16/7/2024). Sejumlah orang menggunakan eskalator ini untuk naik ke selasar Auditorium. Mereka kemudian menghampiri sebuah meja yang dijaga tiga petugas, untuk melakukan registrasi. Rupanya, mereka adalah peserta Workshop Seni Kriya Kerajinan Berbahan Tali Kur.
Workshop Seni Kriya Kerajinan Berbahan Tali Kur merupakan kegiatan kedelapan dari rangkaian program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta pada tahun 2024. Workshop ini bertujuan memberikan keterampilan dalam memproduksi berbagai macam produk makrame dari tali kur, dengan menggunakan teknik simpul.
Makrame adalah seni membuat anyaman simpul menggunakan bahan kain atau tali. Secara etimologis, makrame berasal dari kosakata Bahasa Arab "mucharam" yang berarti susunan atau kisi-kisi. Workshop Seni Kriya Kerajinan Berbahan Tali Kur dilaksanakan tanggal 16-19 Juli 2024 dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang. Peserta workshop berasal dari kalangan pelaku UMKM, ibu rumah tangga dan mahasiswa.
Workshop kriya berbahan tali kur menghadirkan dua orang narasumber. Pada hari pertama dan kedua, hadir Desi Trisnawati. Desi merupakan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang dengan spesifikasi desain mode. Sedangkan di hari ketiga dan keempat, para peserta berjumpa dengan Ramsiah. Ramsiah merupakan praktisi kerajinan makrame berbahan tali kur, dengan merek Deswa Craft yang berbasis di Serang, Banten.
Kepala UPT Leksi Hedrifa membuka pelaksanaan workshop kriya berbahan tali kur pada Selasa (16/7/2024). Beliau menyampaikan tujuan diselenggarakannya workshop kriya berbahan tali kur, sebagai salah satu perwujudan program inklusi sosial yang ditujukan kepada masyarakat luas.
“Saya berharap, Bapak dan Ibu semuanya serius mengikuti rangkaian kegiatan workshop tali kur hingga tuntas,” tukas Kepala UPT.
Sebagai materi pembuka, Desi Trisnawati mengajarkan para peserta teknik simpul menggunakan bahan tali kur. Di antaranya simpul jangkar, simpul pipih ganda dan simpul kordon. Pada hari pertama dan kedua, para peserta diminta membuat tas untuk ponsel. Di akhir sesi, Desi Trisnawati memilih lima produk tas terbaik.
Menginjak hari ketiga dan keempat, Ramsiah membagikan ilmu dan pengalamannya kepada seluruh peserta workshop. Para peserta ditantang untuk membuat tas dengan ukuran yang lebih besar. Untuk itu, para peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua orang. Dengan begitu, mereka bisa bekerja sama supaya tas tersebut dapat rampung di akhir kegiatan workshop. Di akhir sesi Ramsiah juga memilih lima kelompok terbaik yang berhasil memproduksi tas yang menarik dan memenuhi syarat komersial.
Workshop kriya berbahan tali kur ditutup oleh Dora Melisa selaku pelaksana harian Kepala UPT pada Jumat (19/7/2024). Dora menyampaikan harapannya kepada segenap peserta workshop untuk tetap menjaga komunikasi dengan sesama peserta. Hal ini bertujuan menjaga silaturahmi dan para peserta bisa memanfaatkan peluang untuk mengembangkan kemampuan produksi makrame berbahan tali kur serta upaya pemasarannya.