Entah bagaimana dengan kamu. Namun kalau aku, menjalankan sahur itu adalah salah satu tantangan terberat di setiap bulan Ramadan. Harus bangun dini hari, dan memaksakan diri untuk menyantap sesuatu. Ritual sahur ini rasanya harus dilakukan, jika ingin mempunyai energi yang cukup untuk menjalani puasa sepanjang hari.
Bagiku, musuh utama untuk bangun sahur adalah rasa kantuk yang tak tertahankan. Apalagi, di artikel ini aku perlu mengaku. Bahwa aku masih single. Aku masih hidup seorang diri. Hidup di perantauan, aku mencoba menikmati detik demi detik hidup secara mandiri. Jadi kesimpulannya, tidak ada yang membangunku untuk sahur secara langsung. Hikss mengsedih...
Namun tak apa. Imbasnya, aku menggantungkan kepada segenap pemuda di kampungku untuk bisa bangun sahur tepat waktu. Ya, seperti di banyak daerah di tanah air. Di daerah tempat tinggalku sekarang, aku juga menemui sekumpulan pemuda kampung yang sengaja bangun lebih awal. Mereka lalu berkeliling seraya membunyikan benda-benda apapun. Tujuannya tentu untuk membangunkan para warga agar bisa bersantap sahur. Masyaallah.
Untuk itu, apabila aku tidak meniatkan menyiapkan makanan "berat" untuk santap sahurku, maka senjata pamungkas adalah membuat mie instan! Tetapi kalau hanya mie, sudah pasti kurang bergizi dong?! Maka dari itu, kutambahi dengan telur. Yah, telurnya sebutir saja. Dan kugoreng ala kadarnya. Sebisanya aku, yang penting enak. Hahaa.
Percayalah. Sebuah makanan yang kau masak dengan tanganmu sendiri, rasanya akan sungguh enak. Cobalah sendiri. Namun jika rasanya tidak enak, lebih baik kau belajar memasak kepada para juri Masterchef Indonesia. Canda bestie...! Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H