Mohon tunggu...
Nevira Ayu Rihani
Nevira Ayu Rihani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang

Human, Culture, and Society

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Problematika Belajar Usia Anak Pertengahan dan Akhir: Tantangan dan Solusi

4 Desember 2024   22:46 Diperbarui: 4 Desember 2024   23:08 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
baamboozle.com/game/610521

Masa usia anak pertengahan (6--12 tahun) dan akhir (13--18 tahun) adalah periode emas dalam perkembangan mereka. Namun, masa ini juga menjadi tantangan besar, terutama dalam hal belajar. Di tengah perubahan fisik, emosional, dan sosial, anak-anak sering menghadapi berbagai kendala yang dapat menghambat proses pendidikan mereka. Apa saja problematika yang sering muncul, dan bagaimana kita dapat membantu mereka melewatinya?

1. Tekanan Akademik yang Berlebihan

Anak-anak sering kali dibebani oleh ekspektasi yang tinggi, baik dari sekolah maupun orang tua. Sistem pendidikan yang menitikberatkan pada nilai akademik membuat banyak anak kehilangan minat belajar. Alih-alih menikmati proses, mereka justru merasa tertekan.

Solusi:
Penting untuk menciptakan suasana belajar yang lebih fleksibel. Orang tua dan guru dapat bekerja sama untuk menekankan bahwa belajar adalah proses, bukan sekadar hasil. Kegiatan kreatif seperti eksperimen sains atau diskusi interaktif bisa menjadi cara menyenangkan untuk memahami materi.

2. Gangguan Teknologi dan Media Sosial

Teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak, tetapi penggunaannya yang tidak terkontrol dapat mengganggu konsentrasi belajar. Media sosial sering kali menjadi distraksi yang membuat anak-anak sulit fokus pada tugas sekolah.

Solusi:
Ajarkan manajemen waktu dan batasan dalam menggunakan teknologi. Orang tua dapat menetapkan waktu khusus untuk belajar bebas dari gawai dan memastikan anak menggunakan teknologi untuk hal-hal yang mendukung pembelajaran.

3. Perubahan Emosional dan Sosial

Pada masa ini, anak-anak mulai membangun identitas diri. Mereka sering kali terjebak dalam konflik dengan teman sebaya, bullying, atau tekanan untuk "diterima" di lingkungan sosial. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan konsentrasi belajar.

Solusi:
Ajarkan anak-anak keterampilan sosial dan emosional sejak dini. Diskusi terbuka tentang perasaan mereka akan membantu membangun kepercayaan diri. Guru juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan bebas bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun