Mohon tunggu...
Nevira Ayu Rihani
Nevira Ayu Rihani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang

Human, Culture, and Society

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengungkap Pengaruh Behaviorisme dalam Proses Belajar dan Pembelajaran

26 September 2024   23:18 Diperbarui: 26 September 2024   23:26 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://aurorasaenz.blogspot.com/2022/08/teori-behaviorisme-dalam-pembelajaran.html

Behaviorisme merupakan salah satu teori utama dalam psikologi yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan, terutama dalam memahami bagaimana proses belajar dan pembelajaran berlangsung. Teori ini berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan bagaimana lingkungan berperan dalam memengaruhi respons individu. Dengan memahami prinsip-prinsip dari behaviorisme, kita bisa mengembangkan strategi belajar yang efektif.

Apa Itu Behaviorisme?

Behaviorisme diperkenalkan oleh psikolog seperti John B. Watson dan B.F. Skinner. Aliran ini menekankan bahwa perilaku manusia dan hewan dapat dipelajari secara objektif melalui pengamatan langsung, tanpa memperhitungkan proses mental yang tidak terlihat seperti emosi atau pikiran. Dasar dari behaviorisme adalah semua perilaku dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan melalui proses pengondisian.

Ada dua jenis utama pengondisian yang berperan dalam pembelajaran:

  • Pengondisian Klasik: Ivan Pavlov memperkenalkan konsep ini, yang menunjukkan bahwa perilaku bisa dipelajari melalui asosiasi. Contohnya, ketika siswa mendengar bel sekolah berbunyi, mereka langsung tahu bahwa waktu pelajaran telah dimulai atau berakhir, karena mereka telah terbiasa mengaitkan suara bel dengan rutinitas sekolah.

  • Pengondisian Operan: B.F. Skinner mengembangkan konsep ini, yang menyatakan bahwa perilaku diperkuat oleh konsekuensi. Jika suatu tindakan diikuti oleh hasil positif (penguatan), maka tindakan itu cenderung diulang. Sebaliknya, jika diikuti oleh konsekuensi negatif (hukuman), maka perilaku tersebut akan dihindari.

Bagaimana Behaviorisme Mempengaruhi Pembelajaran?

Dalam konteks pendidikan, behaviorisme menawarkan pendekatan yang terstruktur untuk memahami dan memfasilitasi proses pembelajaran. Beberapa cara behaviorisme berperan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

  • Pembelajaran Berbasis Penguatan: Teori behaviorisme menyatakan bahwa perilaku yang diinginkan dapat diperkuat melalui pemberian penghargaan atau penguatan positif. Misalnya, ketika guru memberikan pujian atau nilai tinggi setiap kali siswa menyelesaikan tugas dengan baik, siswa akan termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut di kemudian hari. Penguatan positif membantu meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi siswa dalam proses belajar.

  • Hukuman untuk Mengurangi Perilaku yang Tidak Diinginkan: Selain penguatan positif, behaviorisme juga mengajarkan bahwa perilaku yang tidak diinginkan dapat dikurangi dengan memberikan hukuman atau penguatan negatif. Sebagai contoh, siswa yang mengganggu pelajaran mungkin akan diberikan tugas tambahan sebagai hukuman. Ini mengajarkan kepada siswa bahwa tindakan tersebut memiliki konsekuensi negatif, sehingga mereka cenderung menghindari perilaku serupa di masa depan.

  • Pengulangan dan Latihan: Behaviorisme menekankan pentingnya pengulangan dalam proses pembelajaran. Semakin sering siswa berlatih suatu keterampilan atau konsep, semakin kuat perilaku tersebut. Inilah mengapa latihan berulang sering digunakan dalam pendidikan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun