Mohon tunggu...
Nevine Rafa Kusuma
Nevine Rafa Kusuma Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Komposisi Geometri Dasar di SD Mekarjaya 17

14 Desember 2021   13:37 Diperbarui: 14 Desember 2021   13:42 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar Belakang

Pembelajaran geometri pada anak telah dilakukan sejak awal mereka memasuki sekolah. Geometri, yang merupakan ilmu pengukuran yang didasari pada bentuk-bentuk yang telah disimplifikasi dari benda yang ada di lingkungan sehari-hari, juga dapat berperan dalam meningkatkan kreativitas anak serta mengasah kemampuan spasial mereka. Pengajaran geometri sebaiknya perlu diiringi dengan pembawaan yang interaktif, kreatif, dan disertai dengan keterlibatan guru sebagai pembimbing aktif dalam membantu anak untuk dapat memahami konsepnya dengan baik.

Ketika dihadapkan dengan pembelajaran yang sudah ada saat ini, anak sekolah memang mendapatkan pengetahuan dasar tentang geometri, tetapi pada umumnya masih mempelajari relasi spasial dari objek geometri lewat perhitungan matematika biasa saja—relasi ke dunia nyata bersama benda-benda yang ada di sekitar belum terasah dengan baik dalam hal pengajaran kepada anak.

Untuk itu, tim Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat dari Universitas Indonesia menggagas pengajaran interaktif dan kreatif melalui bangun datar dan bangun ruang sejak dini dari anak sekolah berusia 6 sampai 8 tahun. Kegiatan pengabdian masyarakat yang terdiri dari tim yang beranggotakan 8 mahasiswa dari jurusan Arsitektur Interior ini bertujuan untuk secara aktif berkontribusi langsung pada masyarakat sekitar dan menerapkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki mahasiswa dalam hal bentuk dan spasial kepada murid Sekolah Dasar, dengan harapan dapat mengembangkan cara berpikir yang kreatif serta meningkatkan semangat belajar anak dengan pengajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif.

Program pembelajaran ini dilakukan selama dua minggu di SDN Mekarjaya 17 yang bertempat di Kota Depok, dengan metode pengajaran berupa workshop secara daring untuk pengkomposisian bangun datar dan bangun ruang pada buku latihan/buku cerita buatan tim yang sudah dibagikan sebelumnya kepada masing-masing anak.

Persiapan

Program yang dilaksanakan dalam gerakan UI Mengajar ini adalah pembelajaran komposisi geometri dasar untuk siswa ke Sekolah Dasar dengan rentang umur 6-8 tahun, yang pada program kali ini ditargetkan untuk siswa kelas 2 SD. Berlatar belakang tim yang merupakan mahasiswa Arsitektur Interior yang memiliki pemahaman yang baik dalam konsep keterbangunan, merancang, komposisi geometri dan persepsi ruang yang sejalan dengan salah satu poin kurikulum Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang KD dan struktur kurikulum SD-MI mengenai geometri.

Program diawali pada minggu pertama bulan agustus dengan agenda riset terkait materi ajar geometri kelas 1-3 SD. Riset dilakukan berdasarkan pada buku tematik yang digunakan oleh sekolah dan bertujuan untuk mengamati tingkat kemampuan geometri anak pada usia 6-8 tahun. Program dilanjutkan dengan pembuatan TOR pembelajaran sehingga dapat ditentukan media yang tepat untuk digunakan dalam teknis mengajar dan belajar. Pada awalnya, program ini dirancang untuk dilakukan secara tatap muka dengan proyeksi tim pengabdian masyarakat yang dapat mengisi pembelajaran langsung di sekolah. Namun karena adanya pandemik dan pembatasan kegiatan, maka TOR pembelajaran yang sudah dibuat disesuaikan lagi sehingga mampu mengakomodasi pembelajaran di rumah. 

Program ini disambut dengan baik oleh pihak guru dari SD Mekarjaya 17. Koordinasi antar pihak berjalan dengan lancar dan tim pengabdian masyarakat dapat mendapatkan masukan terkait implementasi program ini berdasarkan kondisi belajar mengajar di rumah dalam masa pandemik. Pada akhirnya, TOR pembelajaran baru meliputi kegiatan pembelajaran yang dilakukan lewat buku cerita interaktif dan juga diakomodasi oleh video pembelajaran oleh mentor yang berasal dari tim pengabdian masyarakat.

Proses perancangan buku cerita ini dilakukan dari bulan September hingga bulan November. Buku cerita ini tidak mengubah esensi Kurikulum 2013 yang mengedepankan partisipasi aktif dari para peserta didik dan juga mengintegrasikan pendekatan pembelajaran interaktif sehingga walaupun dikerjakan dari rumah, buku ini tetap bisa menjadi sarana pembelajaran yang optimal. Konsep interactive learning ini dapat mendorong anak-anak untuk mempelajari sensitivitas terhadap bentuk geometri dan persepsi terhadap ruang, memandang sesuatu bukan hanya secara teknis tetapi juga dalam hal pengalaman dan estetika, yang dapat diterapkan dalam jangka waktu yang panjang. 

Dalam proses pengkomposisian geometri secara modular ini, diharapkan anak-anak akan mendapatkan kemampuan menganalisa bentuk-bentuk yang ada dan mengeksplorasi bentuk-bentuk tersebut untuk menghasilkan bentuk-bentuk lain yang lebih beragam dan kompleks. Pembelajaran komposisi secara modular juga tidak hanya dapat diterapkan dalam pembelajaran geometri, tapi juga dapat diterapkan dalam hal-hal lain dalam lingkungan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun