Mohon tunggu...
Nevada AmaliaFitri
Nevada AmaliaFitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Islamic Education Student at UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Who loves journalism

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Esensi Layanan Bimbingan Konseling Pada Jalur dan Jenjang Pendidikan

5 Juni 2022   17:46 Diperbarui: 5 Juni 2022   17:46 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bimbingan konseling menjadi sebuah wadah dalam usaha penyelesaian masalah serta perkembangan individu. Berbagai karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda tentu membutuhkan bimbingan konseling sebagai alternatif dalam pemecahan masalah yang dihadapi saat ini atau segala sesuatu yang perlu dipersiapkan untuk masa depan.

Dalam dunia pendidikan, bimbingan konseling hadir di berbagai jalur dan jenjang pendidikan. Dalam jalur pendidikan yang terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal, bimbingan konseling memiliki esensi yang kuat dengan karakteristik, ruang lingkup dan pendekatan yang berbeda disetiap jalur pendidikan.

Latar belakang setiap jalur pendidikan yang berbeda tentunya menjadikan karakteristik dan juga pendekatan bimbingan dan konseling juga berbeda disetiap jalur pendidikan. Begitu pula dalam setiap jenjang pendidikan mulai dari TK hingga SMA, bimbingan konseling memiliki esensi yang penting dimana sangat berperan dalam perkembangan kehidupan individu. Jenjang pendidikan yang berbeda tentunya membawa karakteristik dan juga pendekatan yang berbeda. Sehingga diharapkan tujuan dari bimbingan konseling disetiap jenjang pendidikan mampu tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu pada artikel ini kita akan membahas mengenai esensi layanan BK pada jalur dan jenjang pendidikan.

Pertama adalah esensi BK pada jalur pendidikan formal. Pendidikan formal atau pendidikan yang dilaksanakan di sekolah memiliki beberapa jenjang yakni TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi. dari selruh jenjang tersebut pastinya memiliki kerakteristik peserta didik yang berbeda, oleh karena itu dalam pelaksanaan layanan BK harus mengetahui dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa, misalnya bimbingan konseling yang diberikan kepada siswa SD pastinya akan berbeda dengan layanan Bk yang ada di SMP karena anak pada usia SD dengan SMP memiliki karakteristik yang berbeda dan kebutuhan yang berbeda pula. Oleh karena itu konselor harus memperhatikan psikologi perkembangan peserta didik sesuai umurnya. Sedangkan cakupan ruag lingkup pada bimbingan konseling pada jalur formal umumnya mencakup beberapa bidang yakni bidang pengemabngan pribadi, sosial, kemampuan belajar, dan pengembangan karir.

Kedua adalah esensi Bimbingan Konseling pada Jalur Pendidikan Non Formal. Pada jalur ini layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk membantu warga agar belajar mengenal juga menerima diri sendiri serta lingkungannya secara dinamis sesuai dengan peranan yang diinginkannya. Dari segi karakteristiknya pendidikan non formal snagat berbeda dengan pendidikan formal. Ditinjau dari karakteristik peserta didiknya  saja dengan rentang usia yang sangat bervariasi artinya tidak terbatas pada jenjang serta biasanyapada penerapannya sering kali tidak sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. misalnya di sebuah desa terdapat layanan BK namun biasanya layanan non frormal ini cenderung tidak mengklasifikasikan siswa sesuai jenjang atau usianya jadi tercampur antara peserta didik yang anak-anak dengan remaja, remaja dengan dewasa, dll. Selanjutnya, dari waktu pelaksanaan serta proses kegiatan pembelajaran juga lebih fleksibel karena tidak terbatas pada waktu sekolah. Karakteristik yang dimiliki jalur pendidikan nonformal, menjadikan kecenderungan masalah yang dihadapi lebih banyak muncul. Hal ini tentu menjadikan esensi bimbingan dan konseling sangat berpengaruh di jalur pendidikan nonformal

Ketiga adalah esensi Bimbingan Konseling pada Jalur Pendidikan Informal. Pada pendidikan informal misalnya home schooling perlu adanya kerjasama antara peserta didik, guru Bk dan orang tua. Problematika yang sering terjadi pada pendidkan informal adalah kurang cakapnya peserta didik dalam ketrampilan berkomunikasi, karena jika di dalam ruma cakupan komunikasinya kurang luwas sehingga sering kali siswa merasa kurang percaya diri ketika bersosialisasi di masyarakat. Oleh karena itu peran BK pada pendidikan ini sangat krusial, dimana BK harus mampu menjaga kestabilan emosi siswa, membantu siswa mengembangkan potensi dalam dirinya, dan mengajari siswa cara berkomunikasi yang benar. Ruang lingkup pada layanan BK jalur informal diantaranya pada pengembangan sosial, kehidupan pribadi, kemampuan belajar, pengembangan karir, ketrampilan perencanaan, kehidupan berkeluarga dan beragama.

Referensi:

Djehaut, Safrianus Haryanto. 2010. Bimbingan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Absolute Media.

Setiawan, Gede Danu. “PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DITINJAU DARI JALUR, JENIS DAN JENJANG PENDIDIKAN.” https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/DW/article/download/247/244, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun