setelah sebelumnya kita membahas tentang konseling individu, maka pada artikel ini kita akan membahas tentang konseling kelompok. Perlu diketahui bahwa konseling kelompok adalah salah satu bentuk dari layanan konseling. Sebenarnya layanan konseling kelompok ini tidak hanya terbatas pada lingkungan pendidikan sekolah aja, hanya saja di wilayah Indonesia sendiri untuk sementara waktu masih terikat pada layanan bimbingan di institusi pendidikan.
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhan yang bersifat pencegahan dan penyembuhan secara berkelompok. Menurut W.S. Winkel, konseling kelompok merupakan bentuk khusus dari layanan konseling yang mana terjadinya wawancara antara konselor dengan beberapa orang sekaligus yang tergabung dalam suatu kelompok kecil.
Biasanya dalam pengelompokkan didasarkan pada latar belakang masalah yang sama misalnya di sekolah terdapat segerombolan siswa yang memiliki masalah sama yakni senang membolos, maka salah satu cara untuk menyelesaikan masalah tersebut bisa dengan konseling kelompok. Dari wawancara dengan guru disebuah sekolah mengatakan bahwa konseling kelompok lebih mudah dilakukan karena biasanya siswa mudah menceritakan permasalahannya kepada teman sebaya yang sama-sama memiliki latar belakang masalah yang sama misalnya sama-sama anak broken home. Mereka merasa lebih nyaman dan beranggapan bahwa memiliki nasib yang sama, oleh karena itu konseling kelompok sangat efektif dilakukan untuk menyelesaikan masalah siswa.
Namun dalam konseling kelompok konselur sangat penting untuk menganalisis masalah serta karakteristik konseli sebelum membentuk kelompok, hal ini dilakukan demi kenyamanan konseli sendiri apakah konseli tersebut merasa nyaman dan aman ketika dilakukan konsleing kelompok. Dalam konseling kelompok ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan, antara lain:
- Persiapan pembentukan kelompok, disini konselor melakukan analisis siapa saja yang bisa dimasukkan dalam kelompok dengan mempertimbangkan homogenitasnya
- Selanjutnya adalah membentuk struktur kelompok seperti pembentukan ketua kemudian bisa dilanjutkan dengan pengenalan antar anggota kelompok
- Bersama-sama mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi kemudian merumuskan solusinya
- Setelah mengetahui apa inti permasalahan kemudian konselor menyusun rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut
- Konseli melaksanakan intruksi dari konselor, dan konselor menilai dan memperbaiki perilaku kleompok apabila belum sesuai.
- Evaluasi secara berkelompok
Referensi:
Masdudi. 2015. Bimbingan Konseling Perpektif Sekolah. Cirebon: Nurjati Press.
Namora Lumongga Lubis Hasnida, 2016, Konseling kelompok, Jakarta : KENCANA
Ujang Saprudin dan Hunainah. 2018. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H