Minggu ini, aku merencanakan untuk mengeluarkan semua kuweh kering yang masih ada, untuk dijadikan camilan. Sedikit demi sedikit, kuweh kering tersebut mengisi stoples kuweh yang mulai berkurang isinya. Setelah tidak ada lagi yang bertamu, kuweh kering tersebut, kami nikmati sebagai camilan utama. :) Salah satu kesukaanku setiap kali Natal tiba adalah menikmati kuweh kering yang beraneka rasa dan bentuk. :)
Secara bertahap, aku mulai memasukkan kembali gelas bening, cangkir dan tatakannya dan stoples-stoples ke dalam lemari. Perlengkapan pecah belah kepunyaan emak, yang dimanfaatkan untuk semarakkan Natal dan menjamu keluarga.
Sudah tiba waktunya untuk simpan stoples.
                                                                           Â
Stoples dulu dan stoples sekarang
Dulu, kuweh-kuweh kering yang disajikan untuk tamu diletakkan dalam tempat kuweh berbentuk bulat atau segiempat. Di bagian dalamnya, ada bagian-bagian lebih kecil yang bisa digunakan meletakkan kuweh-kuweh kering yang berbeda; bisa 4 -- 5 jenis. Di bagian bawah tempat kuweh tersebut ada besi tertentu yang membuat tempat kuweh tersebut bisa diputar.
Bertahun-tahun kemudian, tempat kuweh seperti itu digantikan oleh stoples-stoples bening yang terbuat dari kaca. Bagian atasnya yang berfungsi sebagai penutup harus diputar ke arah kiri untuk membuka dan diputar kea rah kanan untuk menutup. Stoples-stoples bening ini digantikan dengan stoples kristal. Namun, kuweh-kuweh yang diletakkan dalam stoples-stoples seperti ini, tidak kebal menjadi lebih lembek.
Lalu datanglah era stoples yang terbuat dari plastik dengan tutup yang lebih rapat. Pada masa itu, Tupperware adalah koentji. Hehehe...
Sekarang ini, stoples hadir dengan ukuran mungil dan simpel, datang dalam hampers. Dalam stoples-stoples imoet ini, masing-masing berisi 1 jenis kuweh kering.
Pada akhirnya kita tahu, sekalipun tidak ada yang baru dalam perstoplesan, makin lama kebutuhan hal-hal praktis dan sederhana adalah segalanya untuk kita. Praktis adalah koentji.. ;)
Langit memuram