Sepasang kupu-kupu dengan warna kekuningan di bagian sayap, terbang mendekati bunga-bunga  mawar yang sedang mekar. Aroma mawar-mawar berwarna merah itu, menebar wangi di udara.
Aroma manis ini sungguh menarik penciuman kupu-kupu. Dari jauh, terlihat kupu-kupu lain datang mendekat.
Angin yang berhembus lembut. Ranting-ranting mawar bergoyang lembut, karena angin juga hinggapan kupu-kupu.
Kupu-kupu terbang menjauhi mawar tersebut. Kemudian, mengelilingi lagi mawar-mawar tersebut.
Kupu-kupu itu bergerak lincah menjauhi anak perempuan tersebut. Dia pun mencoba mendekatinya.
Hati gembira itu ditingkahi senandung kecil dari anak itu. Langkahnya yang riang dan ceria terlihat ringan.
Kupu-kupu rapuh yang telah jauh dari pasangannya. Kupu-kupu rapuh yang sedang menikmati mawar. Kupu-kupu rapuh yang sedih.
Kepak yang awalnya lemah menjadi kuat dan cepat. Kupu-kupu tersebut terbang menjauh, meninggalkan sangkar.
***
Sepasang kupu-kupu dengan warna kekuningan di bagian sayap, terbang mendekati bunga-bunga  mawar yang sedang mekar. Aroma mawar-mawar berwarna merah itu, menebar wangi di udara.
Musim semi bukan hanya tentang kupu-kupu dan mawar. Musim semi juga tentang aroma manis menyenangkan di udara.
Mentari pagi yang mengusir pergi embun di dahan penuh duri mawar, menemani kabut yang datang.
Namun, mawar-mawar itu tetap ada. Matahari, datang dan pergi; mawar-mawar tetap ada di sana.
Pun rembulan yang datang di waktu setelahnya. Keindahan yang hanya bisa disaingi oleh mawar.
Semua puisi dengan malam dan rembulan, hanya untuk menceritakan keindahan mawar-mawar.
Keindahan yang adalah milik-Nya. Kupu-kupu, mawar, malam, rembulan yang diciptakannya untuk dinikmati.
Pada kesempatan untuk terus takjub pada alam sekitar.
***
Sepasang kupu-kupu dengan warna kekuningan di bagian sayap, terbang mendekati bunga-bunga  mawar yang sedang mekar. Aroma mawar-mawar berwarna merah itu, menebar wangi di udara.
...angin yang tadinya tidak berhembus, bertiup sangat kuat. Batang-batang tanaman mawar bergerak dan berbenturan satu dengan lain.
Apa mungkin kupu-kupu manyapa lebah yang murung tersebut?
Angin lembut yang bergerak tenang tersebut menggerakkan kepak kupu-kupu tersebut. Seolah bertanya, bagaimanakah hasil diskusi kupu-kupu tersebut.
Kupu-kupu terbang rendah, mendekati bunga-bunga yang sedang mekar. Apakah lebah akan mendekat?
Taman yang penuh bunga warna-warni, dengan aroma manis memenuhi udara, menjadi tempat pertemuan tersebut.
Perbincangan akrab seperti teman lama yang bertemu kembali, setelah berpisah bertahun-tahun.
Taman bunga dipenuhi cahaya matahari sore. Langit jingga di cakrawala barat. Mawar-mawar tetap tinggal, membiarkan diri untuk terus dinikmati.
***
Note:
Bagian awal dari puisi-puisi berikut adalah penggalan yang berada di kotak pertama dari 16 kotak. Setiap bagian puisi ini terdiri dari tulisan 2 orang yang berbeda. Bagian-bagian kotak ganjil untuk menggenapi bagian yang lain, sehingga puisi-puisi ini seperti melompat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H