mengatoep loeka
akoe bersoeka
Itoe Toeboeh
mengoetjoer darah
mengoetjoer darah
Menggunakan ejaan lama, tidak mengurangi sedikitpun mengalami kesulitan untuk memahami pesan yang hendak disampaikannya melalui puisi yang ditulis di tahun 1943 tersebut.Â
Beberapa puisi karya Chairil Anwar ditujukan pada insan tertentu. Puisi Isa ditujukan pada Nasrasi sejati. Puisi Isa adalah puisi yang mengisahkan karya penebusan yang dilakukan  Tuhan Yesus (dikenal juga dengan Isa).Â
Penebusan atas dosa-dosa manusia, yang diekspresikan dengan pertanyaan: akukah yang menyebabkan hal tersebut dialami oleh Isa? TubuhNya yang didera hingga mengucurkan darah, justru memberi kesukaan dan harapan bagi "aku", karena ada masa depan di kekekalan bersamaNya. Hal tersebut terungkap pada kalimat "terbayang terang dimata masa".Â
Pengulangan pada kata-kata "Itu Tubuh, mengucur darah, mengucur darah" di awal dan akhir puisi seolah menegaskan bahwa keadaan ini adalah tak biasa. Dan harus menjadi fokus "Nasrani sejati" untuk ingat dan mengenangkan peristiwa tersebut, sampai kapanpun.
***
Setelah bertahun-tahun, akhirnya aku berjumpa lagi dengannya, melalui karya-karyanya. Â Buah pikiran Chairil Anwar yang terus di bawa sampai ke masa sekarang. Aku kagum dan hormat atas karya-karyanya baik yang tertulis maupun yang masih tersimpan dalam pikirannya.Â
Kerinduan terbesarku adalah besarnya keinginan kita untuk terus merawat karya-karya penyair dan pujangga milik Negeri dan mewariskannya kepada generasi mendatang. (RS)
***
https://images.app.goo.gl/dAWJbUK9yB5MFwNZ7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H