Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Langit Sesudah Hujan

31 Juli 2022   00:02 Diperbarui: 31 Juli 2022   00:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lapangan yang dibasahi hujan,
Genangan-genangan air yang menjadi cermin,
dan lembab yang turun, makin turun, lantas menggantung sangat rendah di permukaan Bumi.

Tirai hujan yang membingkai langit,
Serupa lukisan seabad silam,
yang dipatri melalui musim dan cakrawala.

Wajah langit yang kembali berseri.
Semringah senyumannya menghangatkan.
Menghangatkan jiwa yang sendu;
menghangatkan raga dengan ragu;
pada jejak langkah yang mulai perlahan.

Langit sesudah hujan,
Satu lagi kisah alam
yang dituliskan sejak berabad-abad silam.

Langit dan hujan.
***
Catatan dari kotaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun