Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kemelut yang Menemani Sunyi

19 Februari 2022   01:10 Diperbarui: 19 Februari 2022   01:11 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemelut.
Jika hatimu kesepian, kau justru hanya menggunakan sedikit bagian tempat tidurmu untuk berbaring.
Jika hatimu resah, kau justru mengisi lisanmu dengan hal-hal yang tak perlu diuntaikan.
Jika hatimu lara, kau justru memenuhi mata dan telingamu dengan suara dan warna beraroma suram dan kelam.

Kemelut.
Jika hatimu bimbang, kau berlari tanpa tujuan.
Jika hatimu gelisah, kau berjalan tak henti.
Jika hatimu gundah, kau membutuhkan banyak suara mengisi hampa hatimu.
Jika hatimu risau, fokusmu berderai berantakan seperti kaca pecah berserakan.

Kadangkala, kemelut yang tak kunjung berhenti segera.
Kali lain, kemelut berjalan pergi dengan sangat lambat.
Kemelut, yang sebabkan sunyi.
Kemelut yang menemani sunyi.

Maka, tenangkanlah hatimu. Sekalipun kemelut datang.
Maka, tenangkanlah pikiranmu, walau sulit dan tertatih.

Saat kemelut bersama sunyi tinggal lebih lama, saat kemelut datang untuk menemani sunyi,
Kiranya dibalik sunyi, engkau memperoleh ketabahan sebagai gantinya.
***
Catatan dari kotaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun