Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

House on Wheels Season 3: Si Bungsu yang Ramah dan Menyenangkan (Bagian 6)

5 Februari 2022   02:41 Diperbarui: 5 Februari 2022   03:01 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Udara masih dipenuhi oleh aroma dan warna musim gugur. Suhu berjalan menuju ambang musim dingin. Dedaunan musim gugur indah berwarna kuning, merah, coklat dan hijau masih terlihat. Dari atas, dedaunan aneka warna tersebut tampak tumpang tindih seperti benang wol yang ditumpuk di atas sebuah kain kanvas berwarna abu-abu. Salju tipis terlihat turun perlahan. Salju pertama di musim dingin. Melayang tak henti, seperti kapas tipis yang disebarkan dari langit.  

Perjalanan ke-6 House on Wheels season 3 penuh dengan percakapan-percakapan mendalam antar karib tentang kehidupan. Bagian belakang rumah adalah barisan pepohonan pinus dengan daun yang tetap hijau. Bukan hanya bagian belakang; pohon pinus mengelilingi rumah. Barisan pepohonan yang menahan angin dingin yang bertiup menuju rumah. Sore hari, diisi dengan tidur siang di sebuah ruang mungil yang memiliki pemanas lantai. Pemanas lantai yang membawa kenangan masa lalu tentang hangatnya musim dingin yang berbaring diantara selimut dan tawa akrab sahabat dan keluarga.

Cuaca sangat dingin sudah tiba di gerbang musim dingin. Pada perjalanan ke-7, rumah beroda diparkir di sebuah tempat yang dikelilingi hutan pinus dengan dedaunan hijau sekalipun langit sedang berada di musim dingin. Tak jauh dari hutan pinus tersebut, ada ribuan tempayan berisi bumbu saus tradisional yang difermentasi hingga berusia puluhan tahun. Bumbu-bumbu tersebut menjadi ciri khas untuk setiap makanan lokal. Citarasa unik yang tak terbantahkan setelah difermentasi selama bertahun-tahun.

Dedaunan musim gugur berwarna kuning kecoklatan bertaburan di tepi jalan kecil menuju hutan pinus. Pepohonan di tepi jalan menunjukkan ketegarannya sekalipun dedaunan tak terlihat pada ranting-rantingnya yang sangat tipis. Udara yang menjadi makin dingin tidak memberikan pengaruh banyak pada dedaunan hutan pinus. Namun, kenangan indah, makanan hangat penuh citarasa dan lelucon yang akrab menambahkan pada ingatan manis tentang pertemanan dan persahabatan.

Menuju desa Museom, ada jembatan kayu yang lebarnya hanya untuk satu orang. Jembatan kayu tersebut melintasi sungai lebar yang airnya surut. Jembatan kayu yang terhubung dengan pintu masuk ke desa hanok berusia 350 tahun ini sangat panjang dan berkelok-kelok. Ada bagian jembatan yang melewati sungai, ada bagian jembatan yang melewati tanah. Di latar belakang dedaunan musim dingin berwarna merah dan oranye menambah warna pada coklat dan bening jembatan kayu dan permukaan sungai. Dari kejauhan terlihat atap-atap hanok. Hanok adalah rumah tradisional Korea. Desa Museom dikelilingi oleh sungai, sehingga terlihat seperti pulau di darat. Banyaknya rumah beratapkan jerami dan hanok membuat desa ini dijadikan situs bersejarah.

Momen-momen setelah semua kegiatan bersama tamu berlalu menjadi kenangan yang hangat dan menyenangkan untuk terus diingat. Selain untuk para tamu, tentu saja untuk Gong Myoung. Informasi tentang akan berangkatnya Gong Myoung melaksanakan wajib militer terus bergema sejak rencana tersebut diketahui oleh Dong Il dan Hee Won. Sekalipun Myoung sedih meninggalkan rumah beroda untuk sementara waktu, Dong Il dan Hee Won terus menggodanya untuk kemungkinan tidak bisa bergabung di season selanjutnya. Namun, lelucon tentang Myoung akan pergi wajib militer terus mengalun bersama percakapan dengan beberapa tamu. Hehehehe...

Hongcheon, provinsi Gangwon

Tamu di perjalanan ke-6 kali ini adalah Choi Moo Sung (Prison Playbook, The Light in Your Eyes, Mr. Sunshine, Weightlifting Fairy Kim Bok Joo, The Guardians) dan Kim Sung Kyun (The Fiery Priest, D.P., Nameless Gangster ). Wajah mereka sangat karib di mata. Moo Sung, Sung Kyun dan Dong Il berperan sebagai para ayah di drama Reply 1988. Drama dengan 20 episode yang merebut hati banyak penonton. Termasuk, aku. :)

Kegiatan bersama pertama yang mereka lakukan adalah belanja bersama. Kegiatan kedua adalah memasak bersama. Setelah makan siang, mereka berbincang tentang proyek drama dan film mereka yang sebelumnya. Selalu menyenangkan ketika percakapan-percakapan ini muncul. Rasa romantis dan nostalgia selalu menyelimuti. :)

Kegiatan bersama yang menyenangkan lainnya adalah ketika Dong Il mengajak mereka ke tempat istirahat yang tak jauh dari rumah beroda diparkir. Sebuah ruangan tanah liat merah hangat berukuran sedang dengan pintu rendah dan agak kecil. Seperti rumah-rumah di waktu lampau yang memiliki pemanas lantai.

Malam hari, seorang tamu datang. Shin Won Ho, sutradara Reply 1988. Kenangan menggarap proyek yang tayang tahun 2015 tersebut menyerbu bak salju di musim dingin. Senyum hangat dan tawa renyah mewarnai mereka memberikan warna pada malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun