Ada hal-hal yang akan menghantuimu selamanya.
Butuh waktu selama-lamanya, entah lama, entah selamanya.
Perasaan yang semestinya diungkapkan, dalam perasaan bersalah yang mendalam.
Ada hal-hal yang tidak mudah dilupakan.
Butuh waktu entah puluhan hari, entah puluhan jam.
Hal-hal yang seharusnya dilakukan, namun abai demi gengsi.
Ada hal-hal yang akan menghantuimu selamanya.
Butuh waktu selama-lamanya, entah lama, entah selamanya.
Tindakan yang semestinya dilakukan, sebaik-baiknya, sekuat-kuatnya, semampunya,
selagi masih ada waktu, selagi diberi kesempatan.
Namun, berlalu begitu saja diserbu bimbang, ragu dan bukan pendapat diri.
Ada ungkapan-ungkapan kasih yang terngiang selalu.
Baik piknik, berwisata, tamasya.
Baik waktu, makan malam, ngopi.
Baik pelukan, kecupan, genggaman.
Baik pujian, ungkapan manis dan menyenangkan.
Namun, ungkapan kasih tersebut kalah dibandingkan dengan waktu yang tersedia.
Penyesalan, membuatmu merasa kesepian dan sendirian.
Namun, entah sekali atau sepuluh kali, entah berkali-kali,
luka akibat penyesalan, menyerap senyummu tanpa ragu, tanpa ampun.
Penyesalan...
...menyesakkan hati dan perasaanmu.
...mengambil kegembiraan dan sukacitamu.
...merampas ketangguhan dan ketekunanmu.
...mengeringkan tulangmu.
Sampai tak bersisa.
Penyesalan tiada ujung, serupa jalan terjal nan curam,
tanpa bisa berbalik arah.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H