Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sepatuku yang Ingin Kupakai Hari Ini

12 November 2021   00:49 Diperbarui: 12 November 2021   00:51 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemaren, aku memakai sepatu kulit dengan warna hitam mengkilat.
Kulitnya yang indah dengan kilau mencolok.
Setelah beberapa waktu, kulit kakiku menjerit.
Kulit sepatu tak padu dengan kulit kakiku.

Pernah, aku melihat seseorang memakai sepatu seperti itu.
Aku, memandang dan terkagum, pada hitam yang mengkilat.
Orang lain, memandang dan terkagum, pada kulit yang berkilau pada kaki yang berayun anggun.
Apakah pemilik sepatu menikmati sepatunya?
Atau, sebaliknya, menikmati pandangan kagum kami?

Minggu lalu, aku memakai sepatu kets berwarna putih,
dengan tali temali berwarna-warni .
Lumpur, asap, debu dan becek menambah warna pada putih cerah,
yang membuat hatiku resah, juga gundah.

Pernah, aku melihat seseorang memakai sepatu seperti itu.
Aku, memandang dan terkagum, pada putih yang mencolok.
Orang lain, memandang dan terkagum, pada pelangi di kaki si pemilik sepatu.
Apakah pemilik sepatu menikmati sepatunya?
Atau, sebaliknya, menikmati pandangan kagum kami?

Kondangan lalu, sepatu high-heelsku mematut diri di kaca.
Kali lain, boot-ku pun menaikkan pandang.
Tetiba saja, kepalaku seolah lebih dekat semili ke arah langit.
Dan, langkah menjadi lambat, pelan, tertata, sulit dan rumit.

Pernah, aku melihat seseorang memakai sepatu seperti itu.
Aku, memandang dan terkagum, pada langkah tegas dan lugas.
Orang lain, memandang dan terkagum, pada tangguh di kaki si pemilik sepatu.
Apakah pemilik sepatu menikmati sepatunya?
Atau, sebaliknya, menikmati pandangan kagum kami
?

Janganlah bermurah hati meminjamkan sepatumu,
sepatumu tidak tentu akan pernah cocok untukku.
Entah warna, entah bentuk, entah bahan.

Sepatuku sederhana dengan warna pastel seadanya,
pudar warnanya, terlalu sering dicuci, kering, pakai.
Tipis sol-nya, kerap diajak ke mana-mana.
Nyaman, seolah bagian dari kakiku.

Jika begitu menyakitkan mengapa aku mengenakan ukuran sepatu orang lain?
Jika begitu melukai, mengapa setiap orang memaksakan sepatu mereka pada orang lain?
Jika begitu melukai, mengapa setiap orang memaksakan sepatu mereka padaku untuk kupakai?

Sepatuku sederhana dengan warna pastel seadanya,
pudar warnanya, terlalu sering dicuci, kering, pakai.
Sepatuku, yang kupakai hari ini.
Yang tidak menyakiti, yang tidak menyulitkan, tetapi yang menemani dan mendampingi perjalananku
.
***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun