Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terpendam, Tak Terucap, namun Mencengkeram Kuat

20 September 2021   15:35 Diperbarui: 20 September 2021   15:41 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk cinta yang selamanya terpendam,
terimakasih untuk kehangatan yang terus hadir
ketika dinginnya kalah lumpuhkan keberanian.

Untuk cinta yang selamanya tak terucap,
biarlah terus menjadi kenangan yang kelak akan dikenang dan diingat dengan tabah.
Terpendam, tak terucap.
Namun mencengkeram kuat, lekat.

Untuk kekasih hatiku.
Hatiku terus bersamamu, menemani perjalananmu sekalipun tak aku sertamu.
Untuk belahan jiwa, separuh nafas, karib dalam kalbu.
Hidupmu akan terus menjadi bagian hidupku sekalipun hidupmu bukan melulu untukku.

Rasa asing yang pernah ada dan memberi corak acak kehendak.
Tak aku menolak, pun hendak berontak.
Menyadari cinta yang menetap dan menjejak.
***
catatan dari kotaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun