Untuk cinta yang selamanya terpendam,
terimakasih untuk kehangatan yang terus hadir
ketika dinginnya kalah lumpuhkan keberanian.
Untuk cinta yang selamanya tak terucap,
biarlah terus menjadi kenangan yang kelak akan dikenang dan diingat dengan tabah.
Terpendam, tak terucap.
Namun mencengkeram kuat, lekat.
Untuk kekasih hatiku.
Hatiku terus bersamamu, menemani perjalananmu sekalipun tak aku sertamu.
Untuk belahan jiwa, separuh nafas, karib dalam kalbu.
Hidupmu akan terus menjadi bagian hidupku sekalipun hidupmu bukan melulu untukku.
Rasa asing yang pernah ada dan memberi corak acak kehendak.
Tak aku menolak, pun hendak berontak.
Menyadari cinta yang menetap dan menjejak.
***
catatan dari kotaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H