Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kehilangan yang Bernama Rindu

28 Maret 2021   05:00 Diperbarui: 28 Maret 2021   05:15 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendengarkan hujan pada radio yang sedang memperdengarkan lagu kenangan.
Rindu mulai merambat dari tulang belakang menuju ke hati.
Menetap lama di sana dan melembutkan.

Mendengarkan rintik lembut yang tempias ke jendela kamar loteng.
Jejak air pada kaca meninggalkan udara dingin yang enggan beranjak.

Mendengarkan angin yang dibawa gerimis halus.
Sambil melakukan perjalanan menuju sanubari.
Ada ruang kosong. Terasa kosong.

Ada rasa sakit yang disebabkan kehilangan.
Kehilangan itu namanya rindu.

Hujan, jejak air, gerimis menemaniku,
melewati rasa dingin yang dihantarkan udara menuju hatiku yang merindukanmu.
***

Catatan dari kotaku

#hujan #rindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun