Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sunyi, Sepi, Sendiri

2 Maret 2021   23:35 Diperbarui: 3 Maret 2021   00:04 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kesepian membuatmu sanggup menunggu.
Seperti kuntum menunggu saatnya mekar.
Seperti burung belibis menunggu musim panen.

Kesunyian membuatmu sanggup mendengarkan.
Seperti musafir dilenakan kesiur siulan padang pasir.
Seperti pelaut dininabobokan angin buritan.

Kesendirian membuatmu sanggup mencintai.
Seperti mentari di gerbang fajar.
Seperti kepompong sebelum menyerahkan hidup pada kupu-kupu.

Sunyi, sepi, sendiri..
...yang hidup dan hadir di tempat gersang.
Untuk meninggalkan jejak yang diingat oleh musim yang datang berikutnya.

Entah dinanti, entah tak ingin beranjak,
Diantara megahnya diam,
musim melanjutkan kisah pada musim selanjutnya
...dalam sunyi, sepi, sendiri.


***

Catatan dari kotaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun