Pribadi ke-2 yang mereka kunjungi adalah pemukul bisbol terkenal yang mencetak rekor dunia home run berkali-kali, Lee Dae Ho. Dae Ho merupakan pemain dengan bayaran tertinggi di Liga Baseball Korea Selatan.
Setelah melihat jadwal dari Master ke-2, para host menuju titik bertemu di sebuah kuil yang letaknya di atas gunung. Dalam perjalanan menanjak menuju lokasi, penonton ikut menikmati jajaran pohon pinus cantik yang membuat jejak sinar matahari di batangnya.
Karena curamnya perjalanan ke puncak, para host akhirnya melanjutkan perjalanan berjalan kaki. Namun, para host mengerjai para kameramen dengan berlari mendahului. Hahahaha... Apa enaknya berlari dengan rute menanjak begitu?
Kuil tempat mereka bertemu adalah tempat pertama Dae Ho menjalani latihan keras demi menjadi pemain bisbol terbaik. Dari kuil terlihat bentang panjang alam dengan warna hijau dan kekuningan yang sangat indah. Tingginya posisi kuil membuat warna warni hijau dan kuning menyatu seperti cat lukis yang bercampur sempurna.
Tahun 2005, Dae Ho telah memukul 20 home run dengan rata-rata pukulan 24%. Namun, peringkatnya masih 49 diantara 50 pemain lain. Maka, pelatih meminta Dae Ho mengembangkan diri juga melatih tubuh dan pikirannya di kuil ini. Setiap pagi, Dae Ho akan berjalan menuju kuil selama 1.5 jam, namun butuh 4 jam untuk mencapai puncak gunung. Selama 2 bulan Dae Ho melakukannya. Di tahun 2006, Triple Crown berhasil dimenangkan. Dua bulan melakukan hiking ekstrem... Aku bisa ga, ya??
Setelah turun dari kuil dengan game yang entah kenapa menjadi lucu, Dae Ho dan 4 host menuju suatu tempat untuk bertemu seseorang yang bernama Chul Soo. Ternyata, Chul Soo adalah seorang trainer di pusat kebugaran. Dan telah selama 5 tahun menjadi trainer pribadi Dae Ho. Nyaris tidak ada yang bernafas begitu tahu aktivitas selanjutnya adalah latihan gim.
Bisa dibayangkan betapa kacaunya kegiatan berlatih Dae Ho bersama 4 host ini karena empat host ini harus melakukan latihan keras menuju ekstrem, yang nyaris tidak pernah mereka lakukan. Penuh keriuhan, teriakan dan tawa... dari empat host. Namun, wajah kesal terus membayang pada paras Dae Ho... Hahahaha...
Menjelang makan malam, para host bersama Master menuju rumah ketika di tengah perjalanan istri Dae Ho menelpon. Maka terjadilah percakapan dari pria ke pria tentang apa keuntungan dari pernikahan. Pria lajang selalu membutuhkan pria yang telah menikah untuk menuntun mereka menemukan konsep keluarga yang benar untuk dijalani.
Para host menikmati membuat kenangan bersama keluarga Master, teman-temannya dan juga ruang harta karun yang menunjukkan plakat, tropi dan bola bisbol milik Dae Ho sebagai bukti kejayaan yang telah diraih. Betapa lucunya tingkah polah para host merayu istri Dae Ho demi sepotong daging yang tidak lebih besar dari ibu jari. Karena nyaris hanya sayur yang dimakan Dae Ho demi diet ketat yang sedang dilakukannya.
Apakah ada yang menemani Master tidur? Jelas ada! Lalu, bagaimana mereka menentukan siapa yang akan tidur bersama Master? Ada games yang tidak kalah konyolnya untuk disaksikan. Hahahahaha...
Pagi menjelang berpisah, mereka ikut sibuk mempersiapkan anak-anak Dae Ho sambil menikmati hangatnya cinta kasih yang mengelilingi keluarga ini. Lalu, para host dan Master menuju stadion untuk menyaksikan bagaimana Dae Ho memukul bola bisbol yang menghasilkan home run.
