Halo, dua hari kemarin saya ada di Kawasan Industri Morowali, ingin membuktikan secara langsung fitnah-fitnah yang dituduhkan tetangga sebelah. Hasilnya, tidak ada ratusan ribu tenaga kerja asing asal China. Sepanjang mata memandang bahkan banyak tenaga kerja yang berhijab. Mereka nyaman dan mereka tetap terjaga. Berikut liputannya yaa...
Morowali kaya akan potensi Nikel, hal inilah yang mendasari Indonesia untuk mengembangkan industri nasional berbahan baku Nikel yang berpusat di Morowali.
Sebelumnya Indonesia hanya menjadi pengekspor bijih Nikel (ore). Melalui kawasan industri Indonesia bercita-cita juga menjadi pengekspor produk olahan Nikel. Pada 2013 mulai dibangun smelter dan Kawasan Industri berbahan baku Nikel di Morowali, kerjasama antara Indonesia dan China.
Saat ini jumlah pekerja sekitar 33.000 orang, terdiri 30.000 pekerja lokal dan 3000 pekerja asing asal China. Bukan ratusan ribu orang sebagaimana yang difitnahkan tetangga sebelah.
Tak seperti yang difitnahkan, para pekerja lokal ini bahkan banyak sekali yang berjilbab. Tak ada sama sekali larangan berjilbab ataupun larangan sholat dari manajemen perusahaan.
Bahkan, saat ini sudah ada 3 mesjid di kawasan industri yang digunakan para pekerja beragama Islam beribadah.
Keberadaan para pekerja asing asal China di Morowali ini pun bersifat sementara, yaitu hanya saat melakukan transfer teknologi kepada para pekerja lokal.
Para pekerja asing bahkan sudah memiliki jadwal coaching yang ketat untuk melakukan transfer teknologi kepada pekerja lokal.
Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, semua proses transfer teknologi sudah selesai, sehingga pekerja lokal bisa menguasai teknik eksplorasi dan pengolahan industri Nikel.
Selain coaching, hal lainnya yang dilakukan untuk mempercepat proses pengembangan SDM tenaga kerja lokal adalah melalui pendirian sekolah politeknik di kawasan Morowali.