Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ujung Genteng: Indah tapi Sukar Dijangkau

4 Juni 2014   20:44 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:21 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14018645061086709409

Berjalan-jalan di Indonesia pastilah tidak pernah puas. Mengapa? Karena Indonesia terlalu indah. Semua panoramanya membuat kita merasa kita berada di surga dunia. Akan tetapi untuk menikmati keindahan tersebut, tidak dengan mudahnya menjangkaunya. Hal ini yang dirasakan ketika ingin melancong ke Ujung Genteng yang jaraknya dipeta hanya 260 KM dari Jakarta.

Secara wilayah jelas Provinsi DKI Jakarta dekat dengan Provinsi Jawa Barat, akan tetapi bukan karena terlihat dekat secara tertulis dapat diartikan dekat secara fakta. Fakta yang benar ketika ingin menjangkau Ujung Genteng dengan mobil memakan waktu hampir 8 jam. Kemacetan, sign board menuju lokasi yang minim serta infratruktur jalan yang jelek membuat jarak real dari Jakarta ke Ujung Genteng menjadi lama. Bayangkan kalau 8 Jam perjalanan sepertinya sudah jalan ke daerah Jawa Tengah saja.

Akan tetapi kecapean perjalanan pastilah akan terhapuskan ketika kita sampai di Ujung Genteng. Pantainya yang indah dengan gelombang yang luar biasa indahnya serta cahaya matahari yang hangat membuat pikiran tidak lagi terfokus dengan segala keletihan dan komplenan ketika menuju ujung genteng.

Ketika di Ujung genteng pastinya jangan dilewatkan untuk belanja ikan segar daripada nelayan yang baru saja menangkap di pasar kecil di desa tersebut, lalu ketika sore tiba-mentari hendak tunduh, ombakpun mulai terlihat bergulung-gulung itu saatnya memasang kamera untuk memotret segala keindahan sunset. Di Ujung Genteng, matahari akan sangat terlihat besar dan luar biasa indahnya apalagi ketika mentari berada dibilik-bilik awan mengumpat dan memberikan senyumnya melalui sinar-sinar mentarinya yang bercahaya malu-malu.

Ketika malam tiba-saatnya menikmati ikan segar yang tadi dibeli dipasar, mungkin bisa dibakar atau digoreng. Angin malam jelas akan memberikan kesejukan yang berbeda dari tempat kediaman biasanya. Selanjutnya ketika waktu tiba pukul 9 malam, saatnya kita menuju ketempat penangkaran penyu (atau konservasi penyu).

pantai pagumbuhan dimana kita dapat melihat penyu bertelor. Pantai dengan pasir yang lembut dan gembur ini merupakan tempat favorit bagi para penyu untuk bertelor. Hampir setiap hari ada penyu yang mampir kepantai ini. Bahkan ketika musim bertelor tiba (bulan Agustus) penyu yang menggunjungi pantai ini dapat mencapai 20 ekor. Penyu yang bertelor disini cukup besar, dan umurnya berkisar 100 tahunan. Luar biasa sekali mengingat penyu ini telah hidup 1 abad, mungkin ketika jaman nya kakek kita masi muda penyu ini sudah hidup di dunia ini. Wow..

Jadi jangan lewatkan untuk bertualang ke Ujung Genteng - walau dengan segala kekurangan fasilitas dan infratruktur menuju kesana akan tetapi daerah ini benar-benar daerah yang memberikan kedamaian. Kalau boleh memberikan komentar - ujung genteng seperti surga yang tersembunyi di ujung dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun