Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menggoda dan Penggoda

23 Desember 2014   17:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:38 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang bapak separuh baya duduk diatas truk nya yang besar dan panas, mengangkat kakinya dan menghisap tajam rokok yang ada di tangannya. Pandangannya kosong, dan tidak bersemangat, menunggu kapal besar itu muncul. Sesekali bapak tersebut melihat ke kiri dan ke kanan. Menyapa keneknya yang riang sedang bercengrama dengan rekan-rekannya diluar kendaraan mereka.

Suarannya berat, memanggil keneknya untuk mencari kopi hitam baginya. "Din.... ambil dulu kopi buatku.." katanya. Mungkin saja namanya udin...entahlah tapi jelas aku dengar dia memanggil... lalu aku melihat lelaki yang dipanggil itu, memanggil perempuan muda dan cantik .. "hey mba... kopi dulu..bossku minta.." kata lelaki tersebut.

Lenggak lenggok jalan perempuan itu, menenteng serenteng sasetan kopi dan termos air panas mendekati truk tersebut.. setelah mendekat kepada bapak paru baya itu, perempuan itu berkata "kopi mas..." katanya dengan senyum yang merekah keluar dari bibir perempuan itu. "iya.." jawab bapak itu, dengan mata berbinar seolah-olah melihat permata yang indah.

Bapak itu menunggu perempuan tersebut membuatkan kopi untuknya .. terus saja rokok itu diisap lalu diisap.. sesekali dia berbicara dengan perempuan tersebut sambil mengoda..

Mata binal itu terus saja mengerayangi perempuan itu.. terus terus..dari atas ke bawah.

Perasaanku resah..mengapa mata itu harus pengoda dan mengoda.. tidak kah bapak itu menyadari bahwa perempuan ini bekerja. Dasar otak laki-laki... pikirku.. perempuan itu hanya menjajakan kopi dan teh, tapi mengapa kalian merasa dia mejajakan tubuhnya..

Bagiku, memang masih tantangan bagi perempuan soal tubuh.. apapun yang dipakai perempuan untuk menutupi tubuh tetap saja otak berenang-renang dengan konsep keelokan tubuh perempuan untuk dipermainkan diotak laki-laki.

Seberapa ketatnya perempuan menutupi tubuh, tapi tidak ada yang bisa meredam pikiran itu untuk melucuti dari pikiran mereka terhadap tubuh perempuan.

Lalu jika ada kasus pelecehan perempuan atau kekerasan sexual terhadap perempuan siapakah yang disalahkan? siapakah yang dianggap harus memproteksi diri?

Harapku bapak itu tidak lagi melihat perempuan penjual kopi itu dengan mata yang melucuti tubuh perempuan, walau perempuan itu memperlihatkan tidak merasa risih dengan pandangan itu, tapi saya yakin hati kecil perempuan itu pasti merasa tersayat dengan padangan yang seolah-olah dia menjajakan tubuh bukan kopi.

Ah... berharap .. pikiran tidak mempengaruhi kamu dalam berperilaku.. harapku..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun