Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Kami adalah Generasi Terakhir yang Bahagia Hidupnya

15 Mei 2015   09:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mari kita bernostalgia sebentar di era 80-90 an yang kami memanggilnya sebagai generasi yang bahagia hidup.

Kami adalah generasi terakhir yang masih bermain dihalaman depan rumah, main di lapangan bola yang kotor dan ditemani oleh kerbau yang sedang berkubang dan juga kambing yang lalu lalang. Kami adalah generasi terakhir yang menikmati transportasi "becak" kemanapun kami mau, bisa duduk berenam di becak dan selalu digowes oleh abang becaknya dengan kecepatan tinggi. *widih..enaknya...

Kami adalah generasi terakhir yang bisa main dengan teman-teman tetangga, masuk dan keluar kerumah tetangga dengan gembira, bisa kempingan depan halaman rumah tetangga yang besar dan bisa manjat pohon dengan teman-teman.

Kami adalah generasi terakhir yang bisa tertawa lepas sambil main bola, main karet, main gambaran, main keong-keongan, main kasti, main sepeda, main lempar batu sampai main main boneka-bonekaan.

Kami adalah generasi terakhir yang koleksi kaset, dengerin brama kumbara di radio, ngerekam lagu dari radio, melihat tv hitam putih, masih nonton wayangan, masih nonton kontes nyanyi kroncong, masih ada aneka ria safari, masih nonton unyil, aci dan juga masih dengerin siaran berita satu untuk semua tv. Oh iya, masih ada cerdas cermat juga...

Kami juga generasi terakhir yang uangnya masih ada 1 perak. plus lagi kalau jajan dikasih 5 perak aja udah senengnya setengah mampus karena itu nilai uangnya mahal banget.

Kami juga generasi terakhir penikmat walkman yang bisa mencet pause, rewind and play.

Kami adalah generasi terakhir yang melihat papan tulis hitam putih, masih pakai pensil dan rautan yang kacanya salah satu sisinya. Kami juga generasi terakhir yang sekolah kalau naksir cowok atau cewek kirim surat cinta ditaruh dibawah laci atau buku dan terkadang kirim kaset hasil rekaman radio.

Kami juga generasi terakhir layar tancap - misbar.

kami juga generasi terakhir yang bisa naik naik keatas kubah gedung MPR/DPR yang membuat perubahan negara ini.

Bahagianya generasi kami ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun