Di akhir masa kepemimpinan Jokowi, masyarkat kerap dikagetkan dengan banyak hal Baik kebijakan Sampai implementasi jalannya pemerintah. Kenapa tidak ? Tinggal beberapa bulan saja, kebijakan yang Tidak menguntungkan masyarakat malah banyak disahkan oleh beliau sebut saja kebijakan TAPERA dan memberikan kewenangan kepada ormas agama Untuk mengelola tambang bukan itu saja pada tataran Kementerian juga melakukan hal yang sama yaitu lahirnya kebijakan yang tidak menguntungkan masyarakat, salah satunya seperti kebijakan kenaikan UKT mahasiswa.Â
Bukan itu jokowi saja, ternyata pada tataran legislatif juga melakukan hal yang Aneh yang merugikan masyarakat, sebut saja Terkait RUU KIA yang baru saja disahkan oleh DPR. RUU yang diusulkan oleh DPR Lalu Mandek lama Tiba-tiba menjadi cepat dibahas, walhasil ruu ini terlihat tidak harmonis terhadap UU lainnya seperti cuti melahirkan dalam UU KIA 6 bulan sedangkan UU Tenaga kerja Masih 3 bulan.Â
Belum berhenti disitu, pada tataran yudikatif tanpa diduga dan disangka MA memutuskan menganti batasan umur Untuk menjadi pemimpin daerah, tanpa melihat dampak dari putusan tersebut terhadap pembangunan daerah nantinya.Â
Melihat hal-hal yang aneh terjadi saat ini dari trias politika tersebut, sepertinya negara ini membutuhkan kompas dalam artinya alat bantu penunjuk arah ke arah yang benar; kompas tersebut harus Memiliki mesin hati nurani agar dapat memberikan Jalan yang benar ketujuan yang benar.Â
Namun Untuk mendapatkan kompas ini Tidak mudah Karena dibutuhkan kerendahan hati dar petinggi politik untuk memahami kondisi saat ini di Indonesia. Selain itu dibutuhkan melepas jaket partai dan mencoba duduk sebagai warga untjk dapat merasakan dampak dari kebijakan yang tidak memihak kepada masyarkat dan meobrak abrik nilai Pancasila terutama sla ke 5.Â
Memang Untuk melakukan hal itu Untuk mendapat kompas Tidak Mudah dan butuh waktu lama, Tapi Mungkin yang pertama bisa dilakukan adalah coba menyadari bahwa kita hidup Untuk merah Putih.Â
Semoga kompas dengan hati nurani bisa di dapat Untuk menyelamatkan masa depan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H