Mohon tunggu...
nety tarigan
nety tarigan Mohon Tunggu... Konsultan - Perempuan AntiKorupsi

Bekerja dengan masyarakat khususnya anak dan perempuan untuk mendorong mendapatkan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

WC di Kantor Layanan Publik Terabaikan

29 Februari 2016   13:11 Diperbarui: 29 Februari 2016   13:54 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Layanan publik menjadi agenda utama dalam pemerintahan Jokowi. Berbagai perbaikan dari mulai ketepatan waktu, infratruktur dan kinerja dari pemberi layanan publik. Semua itu harus diappresiasi karena perubahan tersebut. Layanan publik merupakan jasa pemerintah dalam upaya memberikan masyarakat layanan yang baik, tepat dan akurat.

Akan tetapi berbicara tentang layanan publik, terlihat ada sisi yang kurang diperhatikan dari layanan publik. Bisa jadi tidak diperhatikannya sisi kecil ini karena pihak layanan publik merasa tidak penting atau merasa bahwa bukan bagian dari satu kesatuan layanan publik. Sisi kecil yang dimaksud adalah kamar kecil atau WC. 

Mungkin dari sebagian penikmat layanan publik pemerintah pernah singah keruang kecil yang disebut kamar kecil atau WC sebut saja di Puskesmas, Kelurahan, Catatan Sipil sampai penguna jasanya seperti kereta api, bus dan pesawat. Tempat kecil ini menjadi penting ketika seseorang ingin mengunakannya akan tetapi kerap dibeberapa temuan di daerah malah tempat kecil yang disebut WC ini terabaikan.

Hasil temuan dibeberapa daerah memperlihatkan letak WC yang dibelakang dari gedung, kotor, tidak ada sabun cuci tangan, tidak memiliki tempat sampah, becek, keran bocor, keran tidak jalan sampai berbau. Dibeberapa tempat bahkan memiliki masalah yang sangat kompleks bukan saja tidak ada tissue akan tetapi pintu WC yang rusak atau bolong sampai bocor atapnya.

Dibeberapa puskesmas di daerah, memperlihatkan keran air yang bocor, dan tidak ada tong sampah  bahkan berbau hingga ke lorong jalan tempat para pasien melintas. Ironis bukan? Contoh lain ketika kita naik bus atau kereta api, dengan ventilasi yang kecil kerap ditutup sehingga menjadi penggap. Selain itu air sangat terbatas padahal penumpang banyak dan dengan perjalanan jauh pastilah dibutuhkan. Yang lebih mengesankan lagi untuk communter walau jarak hanya pendek akan tetapi tidak disadari bahwa ada penumpang yang hamil yang kadang kadang suka sekali buang air kecil akan tetapi WC umum tidak tersedia. Apakah bisa dibayangkan bagaimana jika naik kereta selama 40 menit merasakan sakit perut dan harus menahan dikarenakan tidak ada fasilitas yang tersedia.

Jika kita menelisik mengapa wc tidak diperhatikan, mungkin ada beberapa isu yang harus diangkat yaitu tidak penting dan penting. Berbicara "tidak penting" adalah ketika kita memandang bahwa wc bukanlah bagian dari layanan publik selain itu, wc juga tidak dirasa bagian dari penilaian kinerja pimpinan selain itu, wc juga dipakai semua orang harusnya "bukan hanya saya yang tanggung jawab".

Sedangkan dari sisi penting adalah penting sekali adanya anggaran untuk kebersihan WC, penting sekali untuk ada yang merawat dan menjaga kebersihan wc sehingga penting untuk merekruit outsourcing dan itu merupakan tanggung jawab outsourcing karena sudah dibayar.

Fakta menunjukan bahwa rendahnya pengawasan terkait wc layanan publik juga merupakan bagian dari korupsi. Biaya untuk kebersihan dan perawatan kerap di "tilep" sehingga wc menjadi sangat kotor. Kenyamanan wc tidak dianggap penting karena lebih difokuskan dengan apa yang terlihat. Lagi pula tidak banyak orang mengeluh terkait wc daripada komplain soal ketepatan waktu. Padahal wc merupakan tempat yang sering dipakai bagi semua orang. 

Dari sisi kesehatan, wc tempat lahirnya berbagai macam faktor penyakit (jika tidak diperhatikan), penyebaran penyakit bisa dari wc. Sehingga penting untuk perawatan dan kebersihan wc. Jika pemberi layanan publik sakit akibat hal tersebut lalu bagaimana memberikan layanan publik? Untuk itu Mari kita perhatikan WC sebagai layanan publik.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun