Saat ini masa kampanye calon Presiden dan calon wakil Presiden terlihat ruwet dibandingkan pemilihan yang lalu. Disatu sisi keruwetan ini dapat mengukur sikap positif dari masyarakat yang mulai tumbuh jiwa demokrasinya, tapi disatu sisi keruwetan ini memberi dampak negatif karena membawa kearah yang rasis atau membangun perpecahan.
Seperti kita ketahui bahwa kampanye-kampanye ini lahir seharusnya dari tim sukses dari 2 calon sehingga kampanye-kampanye ini menjadi kampanye sehat. Akan tetapi simpatisan simpatisan atau pendukung yang tidak bergabung dalam tim sukses tapi sangat pro terhadap calon, ini dia yang membangun keruwetan berkampanye.
Agar kampanye menjadi elegan, ada baiknya sebagai simpatisan juga mengikuti aturan main yang ada, sehingga kalaupun masa kampanye pemilihan ini berakhir kita tetap masih bisa menjalankan tugas tugas kita dan juga bersilahturahmi dengan sesama. Karena perlu disadari simpatisan atau individual yang pro atau volenter memberikan dukungan lalu memberikan bantuan dalam bentuk apapun seperti memosting pendapat atau informasi terbatas - lalu jika calon unggulannya kalah? apa yang terjadi? apakah akan jadi oposisi, jelas tidakkan? mau gak bekerja dan membantu proses pemerintahan yang dipimpin oleh calon yang kita tidak usung? gak juga karena kita harus makan dan menjalankan hidup artinya ya kita butuh uang? trus apa kita setelah memaki maki temen yang pro ke calon yang tidak sama dengan kita lalu kita memutuskan hubungan silahturahmi? gak juga kan?
Lalu mengapa kita tidak cerdas saja untuk jadi simpatisan. Kalau seandainya kita cerdas, dan membuat saat saat ini pembelajaran demokrasi yang positif buat kita akan lebih baik untuk masa pemilihan 5 tahun ke depan. Tidak mengikuti emosi, mencari tahu visi misi kedua belah pihak, melihat track recordnya, dan capaiannya akan membantu kita untuk menjadi simpatisan volentir yang cerdas.
Karena siapapun yang akan terpilih, kita akan mengantungkan roda pemerintahan ini kepada kita. Jadikan Negara ini menjadi negara yang maju demokrasinya dan jangan pernah mundur.
--Selamat Menikmati Demokrasi ala Indonesia Banget--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H