Mohon tunggu...
NETTY Fs
NETTY Fs Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Belajar merangkai kata untuk sebuah makna

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Reward

2 Oktober 2013   14:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:06 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Gaji kecil, mengerjakan banyak pekerjaan.... jika ada kesalahan maka akan dilimpahkan padaku, tetapi jika yang dikerjakan benar tak pernah ada yang mengucapkan terimakasih”

“Kenapa sendiri dek?” seorang bibi sayur bertanya pada koko yang mengantar bumbu – bumbu dapur dari distributor.. “bawa barang, sekaligus mencatat pesanan juga pasti sangat repot” lanjutnya.......”itulah bi, mereka semua santai-santai, nanti kalo ada kerjaan yang salah, aku yang dimarah... tapi kalo kerjaan beres semua gax ada yang bilang terimakasih.. gaji kecil, kerjaan seperti ini”

Dialog yang tanpa sengaja kudengar, begitu memanaskan telinga menambah keringatku sore itu mengalir karena cuaca hari itu memang sedang ingin memanggang isi bumi. Sore itu sepulang kerja aku mampir ke penjual sayur di pasar tradisional, membeli beberapa buah tomat yang ingin kubuat jus sebagai pelepas dahaga.

Setelah membayar semua yang ingin ku beli, aku berlalu tanpa ingin mengomentari keluh kesah karyawan distributor tadi... tak ada yang bisa ku ucapkan sebagai penghiburnya, aku hanya tersenyum .... kubiarkan dia dan bibi sayur itu berdialog, dan bukannya mendapat semangat tetapi menambah galau si karyawan..

Saya yakin sebagian besar dari kita pernah merasakan apa yang dirasakan karyawan tadi, bekerja datang tepat waktu, mengerjakan pekerjaan lebih banyak tetapi mendapat cacian dan makian lebih banyak pula, dibanding ucapan terimakasih atau reward dari atasan.

Setiap orang pernah merasakan itu semua, hanya saja pasti berbeda cara melewatinya. Karyawan tadi pasti tidak pernah menyadari bahwa dia sedang mendapat pelajaran khusus dari Bossnya, ketika amarah tumpah padanya yang dia tahu hanya emosi seorang atasan yang tidak tahu berterimakasih. Dia tidak pernah tahu bahwa dia adalah pegawai yang akan tampil lebih baik sehingga perlu kritikan, walaupun mungkin itu tidak enak didengar.

Saya yakin teman –teman pembaca banyak mendengar motivator – motivator dunia yang akhirnya menjadi motivator karena dirinya dipecut dengan banyak masalah yang dihadapi. Tidak ada satu orang hebat didunia ini yang berhasil dengan mudah, ada JK Rowling dengan impiannya bersama Harry Potter yang membawanya pada perempuan terkaya setelah Ratu Elizabeth. Michael Jordan tidak dimasukkan dalam tim utama sekolahnya karena tinggi badan yang ia miliki dibawah rata-rata temannya, tetapi ia berhasil menunjukkan pada dunia bahwa sebagai pebasket NBA tersukses dalam sejarah.

Kita akan mendapatkan apa yang layak kita dapatkan pada saatnya...Namun seorang pekerja sesungguhnya tidak akan mengharapkan ucapan pujian yang hanya akan melambungkan angannya dan melupakan bahwa dia bekerja untuk hidupnya dan orang lain.. Einstein malah tidak pernah ingin istrinya menyematkan berbagai penghargaan di Jas yang ia pakai, tidak semua hal yang penting itu dapat dihitung dan tidak semua yang dapat dihitung itu penting (Albert Eisntein). Karena dia hanya melakukan yang terbaik dari apa yang dia bisa kerjakan tanpa memikirkan apa yang akan dia dapat.

Tentu saja ini bukan berarti saya menyarankan seorang atasan untuk tidak memberikan reward berupa gaji atau hanya sekedar mengucapkan terimakasih pada karyawannya. Bahkan seorang ibu harus mengucapkan terimakasih pada anaknya yang Balita setelah membantunya melakukan hal sekecil apapun. Ucapan terimakasih adalah hal yang tampak sepele bagi beberapa orang, namun lebih berharga dari uang bagi sebagian yang lain. Teman saya pernah begitu sumringah mendengar ucapan terimakasih dari Bossnya yang “katanya” tak pernah mengucapkan ucapan ringan itu selama 5 tahun bekerja. Manusia mahluk sosial merasa dihargai akan membuatnya mempunyai arti bagi orang lain.

Saya hanya ingin mengajak teman – teman pembaca yang sedang merasa lelah dengan apa yang dihadapi dilingkungan keluarga atau pekerjaan.. Hujan, panas, badai itu pasti akan kita lewati, bagaimana pun kita menyembunyikan diri kita didalam rumah, kamar, atau bahkan kotak yang kecil sekalipun semua itu pasti akan tetap ada. Apa kita hanya bisa bersembunyi dan menunggu semua itu berakhir, jangan – jangan kesempatan hadir di antara hujan dan badai, kalau saja semua pelaut takut akan badai maka mungkin kita tak akan pernah merasakan yang namanya Ikan laut yang mengandung banyak Omega 3, hahahahahaha ‘koq jadi tukang ikan’

Memang tidak semua orang terlahir mampu melewati semua masalah-masalah hidup, tetapi bukankah setiap masalah ada jalannya. Karyawan distributor tadi mungkin perlu waktu untuk menyadari betapa berharganya dia, karena itu Bossnya hanya memarahinya bukan teman-temannya, karena dia mengerjakan lebih banyak hal, maka dia yang akan mendapatkan peluang lebih banyak........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun