“Aku akan menikah ma........”
Kalimat yang biasa tetapi membuat suapan makanan keluargaku terhenti seketika... Meja makan seolah terasa terusik, gelas –gelas serta piring-piring yang sedang asyik di adu oleh sang empunya berhenti. “Kenapa ma???” Kulanjutkan bicaraku tanpa memperdulikan mata sekelilingku yang mendelik menyuruh berhenti. Aku hanya ingin menyampaikan apa yang ingin aku sampaikan, dan menurutku sebuah pernikahan harus dibicarakan didalam keluarga, meskipun ini bukanlah pernikahan pertamaku,,, tetapi yang terpenting bagiku adalah aku menikah untuk kedua kali dengan orang yang sama..
“Mama TIDAK SETUJU TITIK”, tapi ma,, apa yang salah, jawabku? Johan Pria yang baik, dia bertanggung jawab, Agama nya juga bagus..“Apa yang bagus dari seorang pria beristri menghamili perempuan lain, kemudian meninggalkannya dalam keadaan hamil. Itu sudah lama ma, sudah 7 tahun yang lalu, bahkan Farid juga sudah besar dan dia tidak pernah kehilangan sosok seorang ayah, bukankah itu bukti bahwa dia ayah yang bertanggung jawab, meskipun dia tidak selalu ada untuk Farid, lanjutku walau dengan suara lemah..
Mama punya alasan mengapa dia bersikeras tidak mau menerima Johan. Aku menikah dengan Johan 7 tahun yang lalu dalam keadaan hamil, bahkan aku juga tahu kalo Johan telah beristri.. Cintaku padanya membutakan hatiku,yang aku tahu aku hanya ingin bersamanya. Johan sangat lembut, perhatian, penuh kasih sayang semua kudapatkan darinya. Dia tidak pernah berkata kasar padaku, aku seperti Puteri baginya. Kebersamaan membuat kami semakin dekat, walaupun sangat sulit bagi kami untuk saling berkomunikasi setelah istri Johan mengetahui hubungan kami. Aku pun berusaha mengerti posisiku saat itu, tetapi aku sudah tidak dapat lagi jauh darinya, bagiku dia adalah udara untukku bernafas. Jika rindu mendera kuhabiskan waktuku diatas sajadahku, hanya menangis yang bisa aku lakukan. Walau sebenarnya aku malu untuk menengadahkan tangan pada Nya, aku malu karena apa yang kujalani bukanlah hal yang baik, tetapi aku tetap kembali pada Nya. Aku takut, aku takut Allah meninggalkanku karena itu aku selalu mencurahkan segala keresahan hati dalam doa-doa panjangku. Saat semua orang terlelap, saat semua dibuai mimpi –mimpi indah aku memohon ampunannya, aku hanya bisa menyerahkan semua kerinduanku pada Johan lewat tahajudku.
Namun semua tidak berakhir seperti cerita cinta dalam dongeng, entah bagaimana Johan meninggalkan ku dan anak kami, ia kembali bersama istrinya. Itu yang membuat mama sangat marah, karena ketika aku terpuruk bersama anakku hanya mama dan adik-adikku yang tetap memberikan dukungan ditengah cemooh orang-orang sekitar.
Johan harus meninggalkanku, jika tidak pekerjaannya akan hilang, istrinya mengancamkan melaporkan Johan kekantor jika dia tidak meninggalkanku. Walau dengan derai air matanya tentu air mataku jauh lebih deras. Apapun alasannya aku tak pernah ingin dia pergi dariku, apalagi aku tengah mengandung buah cinta kami. Aku mohon pengertiannmu sayang, itu ucapnya, tak banyak kata yang mampu ia keluarkan. Aku akan bertanggungjawab, aku akan menafkahi kalian.
‘Ma aku mohon, Johan ingin menebus kesalahannya....dan dia juga sudah bercerai dari istrinya, kami akan menikah secara syah Ma”..........
“Mama lelah nak...”, Mama ingin istirahat, ehm Mama meniggalkanku terpaku dalam kebisuan yang hampa... aku sadar, aku tak mungkin menikah tanpa restu Mama,, aku tak ingin menyakiti Mama lagi.
Kubiarkan waktu berjalan, Johan pantang menyerah....... ia selalu datang menjenguk anaknya sekaligus meluluhkan hati Mama yang malah tampak semakin kokoh.
“Krrrrrrrrrringggggggggg........,, hallo ya, benar ini rumah Wina, ini dari mana ya? Kantor Wina? Ada apa? Wina pingsan??? Rumah Sakit mana? Ya...ya saya segera kesana...
Wina,,,,Wina,,,,,,, bangun nak ini Mama, maafkan Mama nak, Mama egois harusnya Mama mengerti Mama nggak mungkin bisa menjagamu selamanya, kamu memang harus ada yang menemani, kamu memang harus menikah,,,, air mata Mama tak bisa berhenti. Mama hanya khawatir Win, Mama takut kamu terluka lagi, kecewa dan terpuruk sendiri, siapa yang akan menemanimu, ya Allah jagalah anakku, karena Engkau adalah sebaik-baiknya penjaga.
4 hari aku terbaring lemah dirumah sakit, apalagi kalo bukan karena Miom yang kuderita dirahimku, perutku tiba – tiba keram hari itu dikantor. Aku beruntung teman-temanku tahu tentang penyakitku, mereka segera membawaku kerumah sakit.” Jangan sampai terulang lagi” hanya itu yang bisa kurekam dari apa yang dikatakan dokter yang merawatku, selebihnya aku sudah mengetahui pasti gumpalan Miom ku sudah akan meledak seperti Bom waktu.
Hangatnya kehadiran Farid dan Johan yang selalu hadir mendampingiku membuatku tidak merasakan nyeri perut bagian bawah yang seperti tertusuk jarum. Mama dan adik-adikku bergantian membawakan makanan untuk Farid dan Johan mereka lahap sekali,ehm mungkin mereka lupa bahwa ini rumah sakit, yang terasa adalah kehangatan keluarga yang akhirnya ditemukan.
Hari berlalu.........., kesedihan berganti bahagia, pelangi akhirnya hadir setelah hujan yang panjang dalam hidupku dan Farid. Aku dan Johan menikah,
Bagaimana aku harus mengatakannya padamu..........Aku merasa damai saat bersamamu
Aku merasa segala masalah yang ada hilang begitu saja saat engkau mendekapku
Ehm tadinya aku ingin menyesaikan tulisan – tulisanku yang menggantung sebelumnya...... biasa akan ada banyak inspirasi ketika memikirkanmu, tetapi malam ini entah mengapa aku lebih memilih mendamaikan hatiku bersamamu...
Mengenangmu, tatapanmu yang menyejukkan hatiku...
Aku selalu ingin tahu apa yang engkau rasakan saat bersamaku atau waktu memikirkanku???
Tetapi aku tak mendapatkan jawaban atas pertanyaanku..........
Entahlah jawabmu........terasa sulit untuk diungkapkan dalam kata
Kini aku mengerti, bahwa tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimana atau apa yang kita rasa tentang perasaan ini...
Sesuatu yang begitu luar biasa, hingga tak mampu untuk kita tuang dalam kata......
Kadang aku merasa iri, iri dengan caramu mengatasi gejolak kerinduan......
Bahkan ku bertanya apa engkau pernah merindukanku
Kenapa engkau selalu menyembunyikannya dariku
Apa semua pria sepertimu, menyimpan perasaannya untuk dirinya sendiri???
Apa aku harus pergi jauh dulu darimu....
Apa aku harus menghilang dari pandanganmu...
Hanya untuk mendapatkan kata- kata rindu darimu
Bagaimanapun dirimu, seperti apapun kamu...
Kamu telah mampu menghipnotisku....
Membuatku menghabiskan waktu sehari hanya untuk memikirkanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H