Ketiga, perumusan Road Map yang Evidence Based Policy bersama para ahli epidemologi, ahli virus, dan pakar lain terkait agar kebijakan yang akan diberlakukan sesuai kondisi lapangan. Hasil kajian juga diikuti dengan penyusunan Road Map menuju New Normal atau fase-fase tahapan New Normal.Â
Keempat, kesamaan persepsi tentang New Normal di seluruh jajaran pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Jangan ada lagi perbedaan persepsi dan disharmoni komunikasi publik, termasuk berupa tumpang-tindih bahkan kontradiksi kebijakan dan seringnya perubahan regulasi secara reaktif yang membingungkan masyarakat dan birokrasi di lapangan.Â
Kelima, kesiapan semua infrastruktur di semua tempat kegiatan yang akan berkumpul sejumlah orang. Ini akan membuat resiko virus corona terminimalisir, terutama di panti jompo, fasilitas kesehatan mental, dan orang-orang yang tinggal di tempat-tempat pusat keramaian.
Kesiapan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk menyukseskan protokol pencegahan di tempat kerja ditetapkan dengan jarak fisik, fasilitas mencuci tangan, dan kebersihan pernapasan. Â Â Â Â Â
Keenam, sosialisasi kepada masyarakat. Kegagalan penerapan kenormalan baru dapat terjadi karena masyarakat yang tidak siap.
Ini artinya perlu memastikan KIE atau sosialisasi sudah merata sampai ke lapisan masyarakat terbawah dengan melibatkan para tokoh setempat, influencer, media dan semua pihak.
Ketujuh, uji coba di daerah yang sudah memenuhi syarat dengan evaluasi ketat dalam kurun waktu sepekan dan seterusnya.
Percobaan tersebut juga mesti disertai upaya meminimalisir resiko gelombang kedua atau bertambahnya wilayah episentrum baru dengan kasus eksponensial, atau potensi kasus transmisi baru akibat arus balik mudik yang tidak terkelola.
Kedelapan, meningkatkan kemampuan tes-penelusuran (tracing)-clustering-isolasi. Hal ini penting, sebab dengan dibukanya PSBB akan menghadirkan potensi lonjakan pasien baru yang signifikan. Terbatasnya kapasitas akan menimbulkan penumpukan ODP/PDP yang belum terawasi dan berpotensi mengakibatkan penyebaran semakin parah. Peningkatan kemampuan tes ini juga dibutuhkan untuk memastikan warga yang beraktivitas di luar rumah pasca PSBB telah dites dan dibuktikan bebas dari virus korona.
Kesembilan, memastikan tidak terjadi lonjakan jumlah pasien baru pasca dibukanya PSBB dan diberlakukannya normal baru. Jika ditemukan adanya lonjakan yang signifikan, maka pemerintah perlu segera memberlakukan pembatasan sosial kembali secara cepat.
Kesepuluh, mengelola transisi berbasis pentahapan yang lebih sistematis, seperti membuka PSBB secara bertahap pada beberapa sektor penting terlebih dahulu, baru kemudian sektor selanjutnya sesuai dengan evaluasi yang dilakukan secara kontinyu.