Singa Depok merupakan arak-arakan berupa patung singa yang di desain agar bisa di duduki dan terdapat pula pegangan pada bahunya dan terdapat bambu untuk menopang Singa Depok ketika di angkat.
Kesenian ini biasanya dilakukan ketika ada seorang keluarga yang sedang mengadakan hajatan karena anaknya khitanan dan akan diadakan acara seperti Singa Depok ini.
Singa Depok merupakan seni tradisional dari Subang, Jawa Barat yang dahulunya kesenian ini digunakan untuk menyindir para penjajah dari Belanda dan Inggris.
Selain menyindir, Singa Depok ini juga adalah suatu bentuk pemberontakan atas masyarakat Subang karena sangat tertekan ekonominya akibat penjajah Inggris yang berusaha membangun pabrik gula.
Baca juga : Asal-usul Desa Ranjeng Kecamatan Losarang, Indramayu.
Singa Depok ini memerlukan empat orang untuk memikulnya. Kemudian orang tersebut akan menggoyang-goyangkan secara bersamaan dan melakukan tarian atau atraksi yang sama dan harus kompak
Tidak hanya itu, ciri khas Singa Depok ini juga terdapat pada orang yang memikulnya yaitu orang yang memikul harus menggunakan baju seragam yang sama, dan ikat pada kepala, ikat pinggang menggunakan kain dan sepatu.
Selain itu dulu, Singa Depok dulunya diiringi dengan alunan musik-musik tradisional, ataupun seperti lagu campur sari lagu-lagu jaman dulu namun seiring berkembangnya zaman hingga sekarang musik yang digunakan kebanyakan musik dangdut dengan iringan sound system yang didorong.
Baca juga : Bahasa-bahasa di Indramayu, Krisis Identitas antara Jawa atau Sunda
Singa Depok dari dulu sampai sekarang sudah banyak mengalami perubahan lebih ke modern yang mana Singa Depok yang biasanya menggunakan Sisingaan kini ada pula seperti naga, kupu-kupu, elang, dan macam-macam.
Tidak hanya Singa Depoknya saja yang ditunjukan tetapi ada pula manusia jangkung, setan-setanan, buta, odong-odong, dan banyak lainnya bahkan ada pula yang menggunakan kuda asli untuk mengikuti iringan Singa Depok tersebut.