Manusia merupakan makhluk sosial, yang berarti tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain. Dalam kehidupan bermasyarakat kita akan menjumpai banyak sekali keberagaman, seperti keberagaman budaya, bahasa, kebiasaan, tingkat pendidikan dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi perbedaan paham yang dapat menimbulkan perselisihan. Sebagai makhluk sosial yang hidup secara bersama-sama, sangat penting bagi diri kita untuk menjaga lisan saat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam berkomunikasi dengan seseorang, tentunya kita akan melihat lawan tuturnya terlebih dahulu. Sebagai contoh saat seorang Ibu yang memberikan ungkapan kepada anaknya seperti, "Bisa tolong buka pintu?" tidak hanya dimaknai secara harfiah sebagai pertanyaan tentang kemampuan, tetapi lebih sering dipahami sebagai permintaan yang sopan untuk membuka pintu. Pemahaman semacam ini adalah inti dari kajian pragmatik. Pragmatik merupakan interdisipliner linguistik fungsional yang mempelajari bagaimana makna bahasa dipahami berdasarkan konteks penggunaanya. Pragmatik mengacu pada studi penggunaan bahasa dalam konteks, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti niat pembicara, interpretasi pendengar, dan latar belakang sosial dan budaya.
Pentingnya Belajar Pragmatik dalam Kehidupan Sosial
Keberhasilan percakapan dalam perilaku berbahasa dapat tercapai melalui tindak tutur yang tepat antara penutur dan mitra tutur. Seseorang yang memahami aspek pragmatik akan mampu mengelola interaksi sosial dengan baik, tidak hanya melalui pengertian terhadap makna literal kata-kata, tetapi juga memahami makna implisit, tujuan, dan konteks sosial komunikasi tersebut. Kemampuan ini mencakup pemahaman tentang kapan dan bagaimana memulai atau mengakhiri percakapan, cara menyampaikan pendapat, serta menyesuaikan gaya komunikasi dengan berbagai situasi sosial.
Kemampuan pragmatik untuk menyampaikan ide dengan jelas dan memahami lawan bicara memiliki peran yang sangat penting. Individu yang memiliki pemahaman pragmatik mampu menyesuaikan cara berkomunikasi sesuai dengan karakteristik audiens yang beragam serta memahami konteks dalam berbagai situasi sosial.
Memahami Pragmatik membantu kita menemukan maksud yang sebenarnya dari apa yang diucapkan oleh seseorang. Dengan demikian kita dapat merespon apa yang diucapkan secara tepat. Selain itu, belajar Pragmatik juga akan membuat seseorang memiliki rasa empati dan kepekaan yang tinggi. Mempelajari pragmatik bukan hanya tentang belajar teori bahasa, tetapi juga tentang menjadi individu yang lebih peka dan adaptif dalam berbagai situasi di lingkungan sosial. Dengan menguasai keterampilan ini, kita dapat memperkuat hubungan interpersonal, menciptakan komunikasi yang lebih efektif, dan menjadi pribadi yang lebih bijaksana.
Oleh: Neti Kurnia Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H