Mohon tunggu...
neti nurhayati
neti nurhayati Mohon Tunggu... Konsultan - Enterpreneur

Pengusaha dan aktivis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Pensil Alis

16 Juli 2019   14:09 Diperbarui: 16 Juli 2019   14:34 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya adalah seorang ibu yang terlambat mengenal ilmu-ilmi Islam. Saya termasuk ibu yang mendidik anak-anak dengan islam yang diwariskan. Ternyata, banyak sekali kesalahannya, bahkan dalam keseharian, semua saya anggap benar. Dulu sempat berpikir mau kaki kiri atau kaki kanan yang terlebih dulu masuk ke toilet itu bukan masalah. Padahal, dalam islam ada adab masuk ke toilet.

Semua berubah ketika suami saya meninggal. Barulah saya berpikir bagaimana saya dan anak-anak saya kedepannya? Bagaimana saya bisa memberikan bekal terbaik pada anak-anak? Bagaimana dengan hari pertanggung jawaban? Hati saya mulai gundah, tidak pernah tenang, bahkan ketika malam datang saya tidak pernah bisa tidur. Saya mulai penasaran dengan agama yang saya yakini dari lahir. Apa itu islam? Bagaimana islam mengatur begitu banyak persoalan? Sampai masalah kecil ada jalan keluarnya. Saya pun mulai belajar sedikit demi sedikit.

Dan masya Allah saya begitu malu. Banyak sekali kesalahan dalam pemahaman saya. Saya mulai tahu kenapa perempuan tidak boleh tabarruj, kenapa perempuan tidak boleh melihatkan auratnya, dll. Saya pun mulai berubah, semua saya lalukan karna Allah dan Allah memberikan ketenangan kepada saya. Sampai suatu hari orang yang sangat dekat dengan saya memarahi saya, "Kenapa sih kamu aneh? Kita mau ke mall. Nih pake pensil alis dan alat make up lainnya. Jangan seperti mayat hidup!"

Hati saya berdegup kencang, ditambah ia teriak-teriak, "Saya aneh dengan orang-orang yang sudah ngaji. Kenapa sih ini gak mau, itu gak mau, kaya orang gila. Coba dong pikir kalo pake gamis panjang dan sampai menyapu jalan trus dia solat, apa gak kotor?! Sangat aneh dan menurut saya islam itu orangnya jorok, kucel. Kalau mau ngaji cukup di rumah, sholat, baca qur'an, udah selesai gak usah neko-neko!"

Hati kian bergejolak rasanya ingin teriak dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan beliau. Saya menangis dalam hati, ya Allah berikan petunjuk dan hidayah untuk beliau. Saya tidak mungkin melawan beliau. Dan apa yang dilakukan beliau terus menerus memojokan saya karena sudah mulai memperdalam agama islam.

Beruntung ada seorang sahabat dan kakak, menguatkan saya, beliau mengingatkan bahwa nabi kita dulu jauh lebih parah di hina dan di bully. Bahkan beliau sampai dilempari kotoran, apa arti semua cobaan yang saya alami dibanding dengan beliau saw. Ketika menyadari betapa beratnya cobaan yang Rasulullah dapatkan, saya belum apa-apanya.


Saya hanya seorang ibu yang ingin menyelamatkan anak-anak dan keluarga kelak. Andai orang-orang yang belum paham ini tahu tentang ilmu islam yang benar dan kaffah pastinya mereka tidak akan memandang sebelah mata dan berbondong-bondong mengikuti agama ini, sesuai dengan surah an nashr

"Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong bondong"

Ya Allah maafkan kami yang selama ini tidak mencari kebenaran atas semua ilmu dan ajaran yang Engkau ajarkan melalui nabi kami. Kami islam tapi kami banyak tidak tahu tentang segala sesuatunya. Tunjukkk kami yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil. Istiqomahkan kami dalam menggenggam ajaran agama islam, mengamalkannya dan menyebarkannya.

Wallahu'alam bish showab.


By. Citra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun