Fase remaja merupakan suatu fase yang kerap ditandai dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin mencoba hal yang baru. Fase ini juga dikenal sebagai fase pembentukan karakter dan identitas diri untuk bertingkah laku menurut pola tertentu.Â
Oleh karena itu, remaja sangat memerlukan arahan agar rasa ingin tahunya tidak mengarah pada hal-hal yang cenderung negatif. Hal ini dikarenakan remaja yang kurang mendapat perhatian dikhawatirkan terjerumus ke hal-hal negatif, salah satunya yaitu perilaku menyimpang seperti ngelem.
Ngelem merupakan aktivitas menghirup aroma pada sebuah lem dengan kandungan zat pelarut atau sejenisnya dengan tujuan mendapatkan sensasi seperti orang yang mabuk. Beberapa penelitian mengungkapkan faktor remaja memilih untuk ngelem karena harganya yang relatif murah dan mudah untuk mendapatkan barangnya.Â
Oleh karena itu, produk yang mengandung inhalansi tergolong dalam kategori narkotika yang mudah didapatkan (M Thamrin., 2013). Selain itu, terdapat faktor pengaruh dari lingkungan tempat tinggal yang mempengaruhi motivasi remaja untuk melakukan ngelem.
Dampak fisiologis jangka pendek yang ditimbulkan dari aktivitas ngelem tersebut hampir mirip dengan efek samping narkoba yakni dapat menyebabkan halusinasi, euforia sesaat, sensasi melayang, ketenangan bahkan dapat menghilangkan rasa lapar karena ada penekanan sensor di saraf otak.Â
Efek samping dari aktivitas ngelem ini bisa bertahan hingga 5 jam setelahnya. Sementara itu, efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan yakni kerusakan otak, otot melemah, sakit kepala hingga mimisan dan kerusakan saraf yang memicu kehilangan kemampuan mencium bau dan mendengar serta dapat berujung kematian.Â
Dampak ini dapat disebabkan oleh kandungan LSD ada pada lem yang terakumulasi di jaringan tubuh ketika dihirup terus-menerus (Yunus,2018).
Selain menimbulkan dampak fisiologis, ngelem juga menimbulkan dampak psikologis. Remaja yang melakukan aktivitas ini akan mengalami kehilangan kendali emosi,disorientasi,depresi, kepeningan, kepanikan secara akut dan merasa tidak terkalahkan.Â
Hal ini juga berhubungan erat dengan timbulnya efek pusing dan gelisah jika tidak melakukan aktivitas ngelem (Hendarsyah dan Suryaningsih,2018).
Kita paham bahwa fase remaja merupakan fase yang diselimuti oleh rasa ingin tahu, sehingga menjadikan remaja sangat rentan terkena pengaruh dari lingkungan sekitar.Â
Untuk itu remaja sangat membutuhkan bimbingan agar rasa ingin tahunya tidak mengarah pada hal hal yang cenderung negatif seperti perilaku menyimpang ngelem.Â