Dismenorea adalah kram atau nyeri saat menstruasi. Nyeri menstruasi terjadi terutama di perut bagian bawah. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi otot Rahim yang sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim. Nyeri karena dismenorea biasanya dimulai beberapa hari sebelum menstruasi, makin lama akan makin terasa nyeri selama menstruasi berlangsung, dan biasanya baru hilang beberapa hari setelah menstruasi selesai (Sinaga et al., 2017).
Dismenorea dapat diperingan dengan 2 cara yaitu dengan farmakologis seperti gejalanya obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen, naproxen, dan obat obat analgetic lainnya.Â
Dan secara nonfarmakologis yaitu Berolahraga dan banyak bergerak akan memperlancar aliran darah dan tubuh akan terangsang untuk memproduksi endorfin yang bekerja mengurangi rasa sakit, atau dengan Kompres dengan air hangat juga dapat mengurangi nyeri.Â
Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri atau cara cara yang sudah disebutkan tadi, maka sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter (Sinaga et al., 2017).
Nyeri haid atau Dismenore selain merupakan masalah terbanyak juga menjadi alasan terjadinya penurunan aktivitas wanita saat menstruasi, mempengaruhi lebih dari 50% wanita dan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas harian selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya pada sekitar 10% dari wanita tersebut (Rahmadhayanti et al., 2017).
Pemberian kompres hangat yang memakai prinsip penghantaran panas melalui cara konduksi yaitu dengan menempelkan handuk hangat pada daerah yang nyeri atau bagian perut bawah yang dilakukan selama 20 menit (Apriani et al., 2021).Â
Ini akan melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan ketegangan otot sehingga menurunkan nyeri pada wanita dengan dismenore primer, karena wanita nyeri haid mengalami kontraksi uterus dan kontraksi otot polos. Panas dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah (Rahmadhayanti et al., 2017).
Saat menggunakan kompres hangat, penting untuk memperhatikan panas atau panas yang digunakan. Hindari pemberian kompres dengan suhu yang terlalu tinggi karena berisiko menimbulkan luka bakar. Juga, perlu diingat bahwa kompres hangat tidak dapat digunakan untuk memar, bengkak, atau luka terbuka. Beberapa kondisi yang dapat diatasi atau diredakan dengan pemberian kompres hangat: Nyeri, bengkak, dan kaku sendi, Nyeri atau kram otot, Nyeri punggung, keseleo dan juga Demam (Gotter, 2019).
Berdasarkan hasil dari beberapa jurnal penelitian apakah ada pengaruh kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri?. Menurut Rahmadhayanti et al., 2017, remaja yang mengalami nyeri haid sebelum di berikan kompres hangat di skala 2-3, sedangkan derajat nyeri sesudah dilakukan kompres hangat menurun menjadi skala 1-2.Â
Dapat disimpulkan ada pengaruh terhadap pemberian kompres air hangat terhadap penurunan nyeri haid atau dismenore. Sehingga terapi kompres hangat ini menjadi salh satu cara yang efektif dan mudah ketika anda sedang nyeri atau kram perut saat haid (Maidartati et al., 2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H