Apakah kamu mengetahui bahwa produktivitas hidup dapat terganggu akibat kadar glukosa dalam darah yang tidak terkontrol? Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa diperkirakan terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 menurut Organisasi International Diabetes Federation (IDF).Â
Faktanya, diabetes merupakan silent killer dan salah satu dari empat prioritas Penyakit Tidak Menular (PTM), loh! Pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat ke tujuh dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi dengan jumlah perkiraan orang dengan diabetes sebesar 10 juta. Bahkan, pada tahun 2012 sebanyak 1,5 juta kematian di dunia disebabkan oleh diabetes. Angka yang sangat tinggi, bukan?
Diabetes tipe 1 menyumbang 5-10% dari keseluruhan kasus diabetes dan menjadi jenis utama diabetes yang diderita pada usia muda, di mana 85% dari seluruh kasus diabetes di seluruh dunia diderita oleh remaja. Seseorang yang memiliki diabetes tipe 1 tidak mampu untuk memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup dalam tubuhnya akibat kerusakan pada pankreas. Penyakit ini dapat diderita oleh semua usia, bahkan hingga 50% kasus diabetes tipe 1 terjadi pada usia dewasa.Â
Menurut KBBI, usia produktif adalah usia di mana seseorang masih mampu untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), rentang umur usia produktif adalah 15 tahun hingga 64 tahun. Saat ini, berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa 70,72% penduduk Indonesia merupakan kelompok usia produktif. Seseorang dalam usia produktif, diharapkan mampu memaksimalkan kualitas hidupnya untuk meningkatkan perekonomian, kesejahteraan, dan pendapatan.
Tahukah kamu apa itu kualitas hidup atau QOL? WHO mendefinisikan Quality of Life (QOL) sebagai persepsi individu tentang posisi mereka dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai di mana mereka tinggal, dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian mereka. Â Kualitas hidup dapat diukur berdasarkan kesejahteraan, keberlangsungan hidup, dan kemampuan seseorang untuk secara mandiri melakukan aktivitas dab kegiatan sehari-hari.
Diabetes tipe 1 mengakibatkan penderita melakukan perubahan gaya hidup yang dapat mempengaruhi emosi dan kualitas hidup sehari-hari mereka, termasuk pilihan makanan, pengukuran gula darah, dan suntikan. Penderita diabetes tipe 1 mengalami stres jangka panjang yang berhubungan dengan kekhawatiran, serta komplikasi akut dan kronis.Â
Hal ini dapat dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita diabetes tipe 1. Faktor psikososial yang dihasilkan dari pengelolaan penyakit dalam jangka waktu lama juga dapat mempengaruhi kualitas hidup, seperti depresi dan amarah memiliki efek yang sama pada QOL.
Satu hal yang harus dipahami yaitu diabetes tipe 1 tidak dapat disembuhkan. Lantas, apa upaya pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan terhadap penyakit diabetes tipe 1? Pencegahan dan pengendalian perlu dilakukan agar individu yang sehat tetap sehat, dan individu yang sudah menderita dapat mengendalikan penyakitnya agar tidak terjadi komplikasi hingga kematian dini.
 Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain melakukan diet dengan mengonsumsi makanan yang berserat tinggi, rendah gula, dan banyak minum air putih.
 Selain itu, dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur seperti jogging, jalan kaki, senam, dan renang. Untuk menjaga kondisi tetap stabil dan tidak memburuk, penderita diabetes tipe 1 dapat melakukan terapi insulin untuk menjaga gula darah.
Dengan menjaga gula darah dalam batas normal, maka komplikasi seperti sakit jantung dan stroke pada penderita diabetes dapat dicegah dan diperlambat terjadinya. Selain itu, untuk menghindari komplikasi seperti gangguan penglihatan, kebutaan, serta gagal ginjal, dapat dengan memperbaiki lifestyle melalui penerapan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi serta berolahraga secara teratur.