Dalam dunia pelayanan kesehatan, bidan memegang peranan yang sangat penting sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan anak, khususnya di wilayah dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan. Namun, fenomena overclaimklaim berlebihan atau tidak sesuai dengan kompetensi sebenarnyayang dilakukan oleh sebagian bidan menimbulkan keresahan dan kekhawatiran. Apakah tindakan ini murni didorong oleh kebutuhan atau justru mencederai etika profesi?
Sebagai tenaga kesehatan profesional, bidan memiliki batasan kewenangan yang diatur oleh hukum dan kode etik. Mereka memiliki keahlian di bidang kesehatan reproduksi, kehamilan, persalinan, dan perawatan pasca melahirkan. Namun, dalam praktiknya, beberapa bidan melampaui batasan ini dengan mengklaim keahlian atau memberikan layanan yang sebenarnya berada di luar kompetensi mereka.
Contohnya adalah bidan yang menangani kasus komplikasi kehamilan berat tanpa merujuk pasien ke dokter spesialis. Lebih parah lagi, ada yang mempromosikan produk kesehatan dengan klaim-klaim bombastis seperti "dapat menjamin persalinan normal" atau "mencegah semua komplikasi." Klaim seperti ini tidak hanya menyesatkan, tetapi juga berbahaya bagi pasien yang mungkin mempercayainya tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Mengapa Overclaim Terjadi?
Motif di balik overclaim oleh bidan beragam. Di satu sisi, ada tekanan ekonomi dan persaingan ketat dalam bisnis layanan kesehatan. Di sisi lain, kurangnya pemahaman masyarakat tentang peran bidan sering kali dimanfaatkan untuk memberikan layanan yang sebenarnya tidak mereka kuasai. Dalam beberapa kasus, kesenjangan akses terhadap dokter spesialis di daerah terpencil juga mendorong bidan untuk "mengambil alih" tanggung jawab yang tidak seharusnya mereka pikul.
Namun, alasan-alasan ini tidak dapat membenarkan tindakan tersebut. Overclaim tidak hanya melanggar kode etik profesi, tetapi juga berisiko menciptakan kerugian bagi pasien. Dalam dunia medis, setiap tindakan yang tidak berdasarkan kompetensi dan bukti ilmiah dapat mengancam keselamatan jiwa.
Dampak Jangka Panjang: Masyarakat yang Dirugikan, Profesi yang Terdegradasi
Dampak dari overclaim ini sangat luas. Bagi masyarakat, overclaim dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Misalnya, pasien yang percaya pada klaim berlebihan dapat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat waktu. Bagi profesi kebidanan, tindakan seperti ini dapat merusak reputasi kolektif. Kepercayaan masyarakat terhadap bidan dapat menurun, dan ini menjadi ancaman bagi mereka yang berpraktik sesuai standar. Selain itu, fenomena ini menciptakan kesenjangan kepercayaan antara bidan dan tenaga kesehatan lainnya, terutama dokter. Padahal, kerja sama antara tenaga kesehatan sangat penting untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Mengatasi overclaim membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Edukasi kepada bidan tentang batasan praktik mereka harus terus dilakukan. Organisasi profesi juga harus memperkuat pengawasan dan memberikan sanksi yang tegas kepada bidan yang terbukti melakukan overclaim.
Di sisi lain, masyarakat perlu diberdayakan dengan informasi yang benar tentang peran bidan. Literasi kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat membantu mereka memahami kapan mereka membutuhkan bidan dan kapan harus mencari layanan dari dokter spesialis. Sebagai tenaga kesehatan, bidan memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan layanan yang aman, etis, dan sesuai kompetensi mereka. Overclaim adalah pelanggaran terhadap tanggung jawab ini. Jika dibiarkan, tindakan tersebut tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mencoreng nama baik profesi. Saatnya semua pihak---pemerintah, organisasi profesi, dan masyarakat---bekerja sama untuk memastikan praktik kebidanan yang berkualitas, jujur, dan dapat dipercaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H