Mohon tunggu...
Nicodima Wigonesti Murani
Nicodima Wigonesti Murani Mohon Tunggu... Administrasi - Living in paradise : Indonesia

Pekerja kantoran yang suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belanja Diskonan, Kebutuhan atau "Nafsu"?

20 Agustus 2019   19:09 Diperbarui: 20 Agustus 2019   19:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Myeongdong, Korea Selatan - Dokpri

Siapa sih yang tidak suka berbelanja? Terutama perempuan, berbelanja sudah seperti hobi, apalagi setelah gajian dan mendapatkan THR.  Melihat promo di mall dengan diiming-imingi discount dan ditambah lagi promo cicilan tanpa bunga jika menggunakan kartu kredit, di jamin siapapun tidak akan tahan untuk tidak berbelanja dan akan mencari pembenaran dengan berkata "kapan lagi".  

Belum lagi promo saat moment tertentu seperti promo hari raya, HUT Kemerdekaan dan promo yang bikin kalap biasanya promo akhir tahun karena semua pusat perbelanjaan akan memberikan discount besar-besaran.

Sekarang orang tidak hanya berbelanja dengan mendatangi toko langsung tapi sudah banyak toko-toko online yang juga tak kalah memberikan discount.

Dulu sebelum ada tren berbelanja online, saya berburupromotanggalmerah melalui media cetak koran. Hari Jumat adalah hari yang saya tunggu-tunggu karena salah satu koran langganan kantor akan memasang iklan cukup besar dengan warna mencolok, itu adalah iklan promo weekend sebuah supermarket terkenal di Bandung. Item yang dipromokan tidak banyak tapi harganya bisa jauh lebih murah dibandingkan dengan supermarket lain yang memasang iklan promo dengan item yang sama.

Promonya biasanya kebutuhan pokok seperti minyak, gula, beras, sabun mandi atau sabun cuci, termasuk juga sayuran dan buah-buahan. Harganya bisa benar-benar murah dan biasanya stok yang disediakan terbatas jadi ketika berbelanja ada kepuasan tersendiri, tidak hanya mendapat barang murah tapi ada kepuasan ketika berhasil bersaing dengan para pembeli lainnya.

Bagi perempuan berbelanja seperti sebuah reward atau hadiah setelah bekerja sebulan penuh. Saat gajian ingin berbelanja untuk memanjakan diri dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Menurut saya ini wajar saja selama yang di beli adalah kebutuhan bukan hanya sekedar keinginan karena harga murah. Yang pada akhirnya barang yang di beli hanya tersimpan di dalam lemari.

Apakah saya pernah "lupa diri" saat berbelanja? Ya, saya perempuan sama seperti perempuan lain yang tidak tahan ketika melihat discount dan kadang sengaja menunggu moment discount.

Kebiasaan berbelanja hingga lupa diri saya lakukan juga ketika saya traveling terutama ke luar negeri. Bayangkan saat kamu seorang pencinta kosmetik pergi ke Myeongdong, tempat surganya belanja kosmetik di Korea Selatan. Kita bisa mendapatkan kosmetik di negara asalnya sesuai yang diinginkan dengan harga yang lebih murah daripada beli di Indonesia. Atau ke Jepang melihat elektronik atau sepatu sneakers keluaran baru yang belum ada di Indonesia dengan harga lebih murah. Pusing ga tuh?

Saat berbelanja biasanya merasa happy karena bisa membeli barang dengan harga murah tapi saat tiba di rumah biasanya tidak semua barang yang kita beli benar-benar terpakai dan kadang menyesal karena yang kita beli sebetulnya tidak kita perlukan atau sudah punya barang yang sama.

Ternyata orang memang harus belajar dulu supaya "pintar". Sama seperti saya harus belajar dari pengalaman saat saya berbelanja untuk membedakan mana berbelanja yang benar-benar kebutuhan dan mana yang berbelanja hanya sekedar keinginan dan akhirnya menjadi penyesalan karena yang saya beli ternyata tidak saya perlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun