politik dalam Islam sudah berkembang sejak zaman Rasulullah SAW Oleh karena itu, menurut keyakinan mayoritas umat Islam berlaku Model masyarakat Islam ideal pada masa Nabi SAW bukanlah suatu utopia, sebab  model yang telah dibuktikan dalam sejarah.  pada masa Mekah umat Islam masih menduduki posisi minoritas dan selalu tertindas, maka di periode Madinah mereka telah mengalami perubahan yang sangat drastis .Umat Islam menguasai pemerintahan dan bahkan merupakan komunitas yang pemerintahaN sendiri. Di Madinah peran Nabi Muhammad SAW selain itu sebagai agamawan beliau juga sebagai negarawan. Sejak saat itu, Islam dipandang sebagai suatu sistem pemerintahan politik dan Agama.
Beberapa dekade setelah masa pemerintahan nabi muhammad saw dan pemerintahan khalifah berakhir maka keberadaan politik islam mulai memudar. Di indonesia mayoritas pemeluk agama di pegang oleh islam. Urusan politik dan Islam merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, karena  Islam bukanlah agama yang hanya mengatur persoalan ibadah  setiap individu saja melainkan mengajarkandan mengarahkan  segala urusan hidup. Salah satunya persoalan politik kenegaraan sebagai alat untuk mengontrol agar para penguasa tidak melakukan hal-hal yang merugikan rakyat, serta mencegah adanya kezaliman . pada pelaksanaanya Islam di jadikan senjata oleh sebagian orang dalam memperoleh kekuasaan. Hal ini yang menjadikan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin.
Penyebab dari permasalahan ini terjadi karena beberapa faktor. Alasan mengapa umat isam mudah di adu domba suit untuk bersatu kembali pertama, umat islam sulit menahan diri dalam perbedaaan pendapatb. Kedua, pandangan- pandangan yang di gunakan secara kaku untuk mengklaim sebagai kelompok islami dan keompok agama lain merupakan kelompok yang sesat. Ketiga mereka memahami situasi politik dan mudah di arahkan pada tujuan politik tertentu yang jelas- jelas bertentangan dengan aspirasi poitik umat islam. Keempat adanya kecendrungan umat islam memasuki " surga pragmatis materialistis" demi kepentingan dunia. Kelima, lambatnya regenerasi pemimpin berimplikasi pada terhambatnya kemajuan sosial ekonomi dan sosial politik.
Akibat dari permasalahan ini politik indonesia menngalami kemunduran dalam segi  implementasi islam dalam pelaksanaan pemerintahan saat ini.
Pemikiran Politik islam Menurut Buya Hamka
Keterbukaan tentang hubungan antara agama dan negara adalah landasan pemikiran dan tindakan politik Buya Hamka. Mengenai hal ini, Buya Hamka menulis bahwa agama tidak memedulikan pendapat orang- orang agama adalah urusan individu. Agama tidak ada hubungannya dengan masalah kehidupan. Kita memiliki kemampuan untuk mengatur kehidupan kita sesuai keinginan kita tanpa terlibat dalam konflik dengan agama (Hamka, 1983).
Buya Hamka menjelaskan, Islam tidak pernah memposisikan negara sebagai agama tersendiri. Sebab hakikat Islam mencakup segalanya. Islam membahas permasalahan dunia dan akhirat. Apapun agamanya, dia menulis tentang segala aspek kehidupan di dunia ini. Karena dunia ini merupakan jalan menuju akhirat, maka manusia tidak dapat memisahkan kehidupannya dari agamanya (Hamka 1983). Dalam hal ini juga berfungsi sebagai landasan negara. Negara akan kehilangan pijakan jika agama dipisah. Dalam pandangan Islam, negara berfungsi sebagai penyelenggara atau "khadam" manusia, dan manusia adalah sekelompok individu yang hidup dalam suatu negara.
Aspek syariat tidak dapat di wujudkan kecuali melalui kekuatan politik. Buya hamka berpendapat , bahwa syariat tidak hanya di setor umum  seperti urusan hukum perdata, hukum pidana  bahkan private dalam ritual ibadah ( seperti shalat, zakat, puasa dan haji) memerlukan kekuatan politik untuk mencapai implementasinyan. Tanpa kekuatan untuk melaksanakan keberlangsungan negara. Disini buya hamka merujuk pada keadaan kota Madinah  yang di benarkan keyakinan atas cita-cita tauhid tidak dapat di wujudkan jika tidak di barengi dengan kekuasaan .Oleh karena itu, buya hamka menegaskan bahwa pembentukan Negara Madinah hanyalah sarana pelaksanaan hukum tuhan.
Pemikiran politik Islam dalam sudut pandang kebangkitan nasional Indonesia
Adanya politik islam di tandai dengan naiknya presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) dengan memegang kekuasaan tertinggi di Indonesia yaitu menjabat sebagai  presiden memberikan indikasi yang cukup jelas terhadap kebangkitan pemikiran politik islam Indonesia di sisi lain tampilnya Amin Rais sebagai ketua MPR dan Akbar Tanjung sebagai ketua DPR RI mencerminkan keberhasilan Pendidikan islam, baik tradisional maupun modernis. Setelah presiden Suharto menyatakan bahwa pemilu akan di laksanakan pada tanggal 21 mei 1998 dan pemerintah baru di bawah kepemimpinan BJ Habibi menyatakan bahwa pemilu akan di laksanakan pada tahun 1999, beberapa partai islam didirikan oleh kaum muslimin.
Berdirinya Partai Islam yang banyak menurut Jamhari, paling tidak ada tiga tipe partai berlatar belakang Islam yang berdiri . Berdirinya partai Islam jika dilihat dari proses demokratisasi, keberadaan partai Islam sesungguhnya mencerminkan kesediaan umat Islam untuk masuk ke dalam wacana demokrasi. Jadi, partai Islam sesungguhnya merupakan wujud partisipasi umat dan pengakuannya terhadap demokratisasi di Indonesia. kebangkitan nasionalisme menjadi bukti bahwa islam mebawa pengaruh yang baik terhadap keberlangsungan politik. Menurut Buya hamka cinta terhadap tanah air merupakan naluri dan fitrah manusia. Perasaan yang sangat halus dan mendalam yang hidup dalam jiwa manusia yang berakal dalam sudut pandang kebangkitan nasional.
Cinta dalam konteks ini diartikan  Hamka sebagai condongnya tabiatpada barang suatu yang disukai. Jadi cinta itu adalah perasaan hati yang timbul dari wijda  Hamka  menjelaskan,  secara  alamiah  seseorang  akan  lebih  mencintai rumah orangtuanya di mana dia dilahirkan dulu, daripada rumah orang lain. Orang itu juga akan lebih mencintai kampung halaman dan negaranya sendiri dibanding kampung dan negara orang lain.
Buya Hamka menulis, yang cinta ialah anak tanah air  sendiri Yang benci ialah musuh tanah air Yang tidak ada apa-apa, adalah  orang lain yang berdagang ke tanah air , atau orang yang tidak jelas asalnya.Rasa seperti ini muncul dengan sendirinya tanpa adanya paksaan dari  siapapun  Perasaan inilah yang membuat seseorang berani mengorbankan jiwa dan raganya untuk tanah air, juga dapat melahirkan sejarah dan ide-ide besar, serta puisi yang indah. Perasaan itu ada pada setiap orang. Cinta tanah air yang dinyanyikan manusia sejak manusia pandai bernyanyi dan mengkhianati tanah air merupakan kesalahan besar bagi seluruh bangsa yang mempunyai tanah air di dunia ini, tulis Hamka. Karena bukan perasaan negatif, Islam tidak menerima rasa cinta tanah air. Hamka mengaku belum menemukan satu ayat pun dalam Alquran atau Hadits Nabi yang melarang mencintai tanah air.
 Sebaliknya, ia menemukan hadits "Hubb al-wata n min al-iman" (cinta tanah air sebagian dari iman). Buya Hamka menilai hadis tersebut sahih dan dapat diterima. Hamka juga menolak pandangan bahwa Islam datang ke dunia untuk meleburkan seluruh identitas bangsa menjadi satu, "bangsa Islam". Dijelaskannya, orang-orang yang berpandangan seperti ini pernah menyatakan bahwa ketika suatu bangsa tertentu memeluk Islam, maka jati diri bangsanya hilang .Buya Hamka juga menentang gagasan bahwa Islam datang ke dunia untuk menyatukan seluruh identitas bangsa menjadi satu "bangsa Islam". Dijelaskannya, orang-orang yang menganut ideologi tersebut mengatakan bahwa ketika suatu bangsa memeluk Islam, maka jati diri bangsanya akan hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H