Mohon tunggu...
Vany Nestia
Vany Nestia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Reporter at Kantor Berita Radio 68H (KBR68H)2011 Kontributor Politik at Ceritamu.com (2012-present) dan juga Pedagang kripik karuhun.^_^

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penjara Bagi Si Miskin

24 Februari 2012   08:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:14 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita yang sedang hot saat ini adalah kerusuhan yang terjadi di Lapas Kerobokan, Bali. Para Napi saat ini masih menguasai seluruh Lapas, mereka membakar dan melemparkan Sipir dan juga Aparat dengan batu. Hal ini terjadi diduga karena perlakuan diskriminasi yang dialami Napi salah satunya adalah kapasitas yang sangat tidak layak diantaranya berlebihnya jumlah kapasitas penghuni tahanan. Tahanan yang seharusnya dihuni 300an napi tetapi kenyataan ditempat mencapai 1000an napi yang menempati lapas kerobokan tersebut.

Diskriminasi Napi sampai saat ini memang masih terjadi dan terus terjadi. Aparat yang tutup mata akan hal ini, menimbulkan perilaku buruk para sipir penjara yang semena-mena terhadap Napi yang miskin. Namun perlakuan berbeda dialami si napi kaya. Realita penerapan hukum yang terjadi di negara kita ini memanglah lemah,ia akan tajam ketika kebawah namun akan tumpul bahkan mandul ketika ke atas, seakan semuanya bisa diselesaikan dengan uang dan intrik kepentingan orang besar.

Bagi si miskin yang masuk penjara tentu menjadi beban yang sangat berat karena mereka akan menjadi korban pemerasan bagi sipir-sipir “Nakal”. Napi akan dimintai uang setiap harinya, Buat apa setoran uang tersebut, ternyata uang tersebut dibagi dengan beberapa sipir, untuk beli minuman keras, dan Juga narkoba. Saya sangat prihatin dengan kondisi hukum di Negara ini!!!

Mengutip dari tayangan “Mata Najwa –Metro TV” Ada dua jenis napi di penjara kita. Napi biasa, dan ada pula napi mafia. Napi biasa, makan nasi jagung,napi mafia, jadi tamu agung. Napi biasa disiksa, napi mafia hidup bak raja. Napi biasa diperas keringatnya, napi mafia diperas duitnya. Bagi napi biasa, penjara tempat menyeramkan. Bagi napi mafia, ibarat kamar Indekosan. Penjara, bagi napi biasa, ibarat gubuk derita. Lain cerita dengan napi mafia, kalau tak Percaya coba tanya artalita. Untuk napi biasa, semua urusan penjara butuh fulus. Untuk napi Mafia? Tanya saja kepada Gayus. Itulah penjara pura-pura, yang dikendalikan para mafia, dan beroperasi seperti “Negara dalam Negara”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun