Desa Ciptagelar, sebuah desa adat yang terletak di kaki Gunung Halimun, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dikenal sebagai salah satu desa adat di Indonesia yang masih melestarikan tradisi dan nilai-nilai leluhur. Kehidupan masyarakat di Desa Ciptagelar ditandai dengan harmoni dan saling menghormati. Mereka mencerminkan nilai-nilai Pancasila melalui semangat gotong royong dan rasa syukur yang mendalam dalam kegiatan pertanian.Â
Salah satu tradisi yang terkenal di Desa Ciptagelar adalah 'Seren Taun'. Seren Taun merupakan upacara syukur pasca panen yang dirayakan dengan meriah oleh masyarakat setiap tahun. Upacara ini adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penghormatan kepada leluhur atas karunia hasil bumi yang melimpah. Masyarakat Ciptagelar umumnya memanen padi sekali dalam setahun, mengikuti siklus alam, dan meyakini bahwa hal ini penting untuk menjaga kesuburan tanah dan kelangsungan hidup. Melalui Seren Taun, nilai-nilai gotong royong, kearifan lokal, dan pelestarian lingkungan terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Berikut adalah implementasi nilai-nilai Pancasila dalam Tradisi Seren Taun:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Masyarakat Desa Ciptagelar, yang menganut kepercayaan Sunda Wiwitan, sangat menghormati alam dan roh nenek moyang. Mereka melaksanakan berbagai ritual dan upacara adat, termasuk upacara 'Seren Taun' saat perayaan panen padi. Upacara ini merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah dan permohonan untuk keberkahan panen di tahun mendatang.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Upacara adat 'Seren Taun' di Desa Ciptagelar mencerminkan nilai sila kedua Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Upacara ini menekankan gotong royong, menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara masyarakat, serta pentingnya hubungan sosial yang harmonis.
3. Persatuan Indonesia
Dengan melestarikan Tradisi Seren Taun, masyarakat Ciptagelar berkontribusi dalam menjaga budaya bangsa. Ini sejalan dengan semangat persatuan Indonesia, yang menekankan pentingnya keutuhan dan keanekaragaman budaya. Upacara adat 'Seren Taun' memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara warga desa Ciptagelar.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Keputusan mengenai waktu pelaksanaan dan rangkaian acara Seren Taun biasanya diambil melalui musyawarah untuk mencapai kesepakatan. Misalnya, pembentukan panitia yang merencanakan dan melaksanakan upacara. Panitia ini terdiri dari perwakilan berbagai kelompok masyarakat, seperti pemuda, perempuan, dan tokoh agama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pembagian Hasil Panen: Salah satu inti dari Seren Taun adalah ungkapan syukur atas hasil panen. Pembagian hasil panen yang merata kepada seluruh anggota masyarakat mencerminkan prinsip keadilan sosial. Setiap individu, tanpa memandang status sosial atau ekonomi, berhak mendapatkan bagian yang sama.Â
Seren Taun adalah bukti nyata bahwa nilai-nilai Pancasila hidup dan berkembang dalam keberagaman budaya Indonesia. Dengan mengimplementasikan asas-asas Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, kita tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga membangun masa depan bangsa yang lebih cerah. Mari kita jadikan Seren Taun sebagai inspirasi untuk terus mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H