Indonesia Goverment vs My Employer
Seperti yang sudah kuceritakan di part 5
Majikanku tidak suka dengan rencana kepulanganku yang maju dua hari lebih awal. Aku jelaskan semampuku bahwa mungkin kesempatan ini hanya satu kali seumur hidup. Aku tak peduli kalo aku harus mengganti uang tiket yang sudah dibelinya dengan gajiku bulan agustus yang tentu saja hanya tinggal separonya.
Pertama kali mendapat tiga panggilan tak terjawab dari nomor Bilik Sastra, aku sudah mulai merayu bosku dengan keinginanku untuk hadir di acara Award giving ini. Aku sengaja tidak memberitahu hadiahnya apa, dan akan diberikan di mana. Kalau aku yang bilang pasti majikanku tak akan percaya. Aku serahkan saja pada Panitia yang bekerjasama dengan BP3TKI. Kalau mereka yang bilang langsung mungkin lebih memudahkan jalanku.
Saat panitia menghubungiku lagi, kami lalu menata rencana.
Lalu via facebook, aku berhubungan dengan Pak Kabul. Pak Kabul untuk kemudian kuberi nomor telepon majikanku dan alamat juga.
Sore itu majikanku memberiku print-out online ticket untuk Philipines Airlines Sin-Jkt dan Garuda Indonesia Jkt-Solo untuk tanggal 17. Aku menatap tiket penerbangan pulangku dengan hampa. Juga rasa bersalah...
***
Kemarin, Pak Kabul Budiono RRI menhubungiku lagi. Mengabarkan bahwa panitia sudah bicara dengan majikanku. Juga sudah menjelaskan rincian acara penyerahan hadiah yang antaranya :
Tanggal 16 Agustus pagi, kami (aku dan Mbak Nadia Cahyani) akan diajak hadir di sidang paripurna DPR RI dgn acara Pidato Kenegaraan Presiden RI, kemudian siang bertemu kepala BNP2TKI, sorenya buka puasa bersama dengan angkasawan VOI dan wartawan dilanjutkan penyerahan hadiah.
17 Agustus pagi ke Istana Merdeka.