Mohon tunggu...
neshaputri
neshaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UIN Jakarta

psychology for better life

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Novel Almond : "Bisu Dalam Perasaan, Perjalanan Hati Tanpa Kata"

11 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   19:09 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sigmund Freud pendiri aliran Psikoanalisis https://pin.it/CpqYGw8oc

Super ego merupakan struktur kepribadian seseorang yang menjadi penuntun moral dan apresiasi seseorang. Super ego ini berfungsi sebagai lapisan yang menolak sesuatu yang bertentangan dengan prinsip moral. (Thoiah Amaliyah,2022;7) 

a. Simpati 

Yoonjae yang menderita Alexithymia yang kesulitan mengenali emosi, secara insting tetap bisa merasakan rasa kasihan terhadap keadaan di sekitarnya. 

Terdapat sebuah jejak seperti titik hitam persis di tempat kupu-kupu itu berada. Aku hanya berharap kupu-kupu itu bisa pergi ke tempat yang nyaman. Selain itu, aku berpikir seandainya aku bisa mencegah penderitaan yang dialami kupu-kupu tadi. (Almond, hal 131) 

Tokoh utama merasakan simpati terhadap kupu-kupu yang sudah meninggal karena digunakan sebagai bahan percobaan oleh Gon untuk menguji penyakit Alexithymia yang dialami oleh Yoonjae, sehingga menyebabkan kupu-kupu tersebut mati. Yoonjae merasakan simpati terhadap kupu-kupu yang sudah mati tersebut, dan membayangkan andai saja dia bisa mencegah penderitaan yang dialami oleh kupu-kupu tersebut. (Thoiah Amaliyah,2022;9) 


Sigmund Freud pendiri aliran Psikoanalisis https://pin.it/CpqYGw8oc
Sigmund Freud pendiri aliran Psikoanalisis https://pin.it/CpqYGw8oc

Yoonjae dalam novel Almond mencerminkan kompleksitas kepribadian melalui interaksi antara id, ego, dan superego. 


Id mendorongnya untuk bertindak impulsif, sedangkan ego membantunya menavigasi realitas dengan empati dan perhatian. Superego menuntunnya untuk berbuat baik dan menunjukkan moralitas. Dalam perjalanan hidupnya, Yoonjae mengajarkan kita bahwa meski terjebak dalam ketidakmampuan memahami emosi, tindakan kebaikan dan kejujuran tetap dapat bersinar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun