Kampanye untuk menyelamatkan lingkungan makin ramai disuarakan. Sudah seharusnya kita sebagai individu memulai untuk menerapkannya dari hal yang paling sederhana.Â
Tidak hanya tugas pemerintah, gerakan untuk menyelamatkan lingkungan harus dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Apalagi oleh diri saya sendiri yang berprofesi sebagai seorang guru IPA.Â
Gerakan untuk menyelamatkan lingkungan ini saya mulai dari pembelajaran di kelas kepada siswa. Tidak hanya dalam bentuk nasehat di kelas semata, namun juga saya terapkan dalam proses pembelajaran.
Pada pembelajaran materi Suhu, Kalor dan Pemuaian dari tanggal 13-21 Februari 2023 yang lalu, saya bersama seluruh siswa kelas 7 di SMP Al Jannah secara bergantian melakukan percobaan membuat thermometer sederhana dari barang bekas.Â
Kegiatan ini bertujuan selain untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep suhu, kalor dan pemuaian serta aplikasinya dalam thermometer sederhana.
Namun juga untuk meningkatkan kesadaran siswa menjaga lingkungan dengan mendaur ulang barang bekas menjadi salah satu alat pembelajaran.
Thermometer sederhana yang dibuat oleh siswa terbuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti botol kaca bekas dan sedotan plastik bekas yang telah dibersihkan, plastisin, kertas bekas yang telah dipotong seukuran 10 x 5 cm serta pewarna makanan.Â
Kegiatan ini dilaksanakan di laboratorium sains sekolah pada saat jam pelajaran IPA di masing-masing kelas.Â
Siswa memulai kegiatannya dengan melubangi tutup botol kaca bekas terlebih dahulu seukuran sedotan plastic yang telah disediakan.Â
Kemudian memasukkan air yang telah dicampur dengan pewarna makanan ke dalam botol kaca, ditutup dengan tutup botol yang telah dimasukkan sedotan plastic. Tutup botol kemudian diberi plastisin agar tidak ada celah udara yang masuk kedalam botol.Â
Siswa membuat skala menggunakan penggaris di kertas bekas yang telah disediakan. Kertas yang telah diberi skala lalu ditempelkan ke sisa sedotan diatas tutup botol dan thermometer sederhana pun siap digunakan.
Thermometer sederhana yang telah jadi kami uji coba dengan memasukkan ke dalam dua kondisi air yang berbeda yaitu air mendidih dan air es. Siswa mengamati kondisi air di dalam sedotan saat dimasukkan ke dalam dua cairan.Â
Kondisi air ketika di dalam air mendidih menjadi titik tetap atas thermometer dan kondisi air ketika di dalam air es menjadi titik tetap bawah.Â
Setelah itu siswa menentukan nilai skala yang diinginkan  pada thermometer buatannya. Nilai skala yang telah dibuat siswa kemudian dapat dikonversi dengan satuan suhu yang ada seperti Celcius, Reamur, Fahreinheit dan Kelvin.
Siswa terlihat senang dan sangat menikmati kegiatan ini karena dapat belajar materi yang biasanya dianggap sulit dengan cara yang lebih menyenangkan.Â
Pemahaman siswa mengenai materi ini juga meningkat, terlihat dari pertanyaan yang saya sediakan di LKPD yang dapat dijawab oleh siswa dengan baik dan benar.Â
Hal ini membuat saya menjadi lebih semangat dalam mencari kegiatan lain nantinya yang lebih aplikatif dan lebih ramah lingkungan.Â
Semoga dengan hal kecil yang dilakukan ini dapat menjadi inspirasi oleh guru lainnya dan semakin banyak profesi lainnya yang bisa menerapkan kegiatan yang ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H