Perkembangan teknologi digital pada masa ini telah mengubah gaya hidup manusia, termasuk gaya hidup anak muda. Generasi yang tumbuh bersama internet dan perangkat digital ini membuat gaya hidup baru yang serba cepat dan praktis. Hal ini tidak hanya dalam mereka berinteraksi, berkomunikasi, dan mendapatkan informasi, tetapi juga bagaimana mereka mengonsumsi barang dan jasa. Dampak dari perubahan ini sangat luas, terutama di bidang ekonomi dan bisnis. Di tengah fenomena ini, penting untuk memahami bagaimana gaya hidup digital yang memengaruhi pola konsumsi anak muda.
Salah satu perubahan terbesar yang terjadi akibat gaya hidup digital adalah perubahan belanja yang semula di toko offline berubah menjadi belanja online. Platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan TiktokShop sekarang menjadi tempat favorit anak muda untuk berbelanja. Mereka lebih memilih berbelanja dari rumah yang dianggap mudah dan praktis ketimbang berbelanja secara langsung. Hanya dengan beberapa klik dari smartphone, mereka sudah bisa berbelanja sebuah barang dan akan diantarkan oleh kurir sampai depan rumah mereka. Perubahan berbelanja ini didorong oleh berbagai faktor seperti tidak perlu berdesak-desakan di toko offline, pengiriman yang cepat, serta promo menarik yang sering ditawarkan oleh e-commerce tersebut.
Perubahan ini tidak hanya berdampak pada perilaku konsumsi, tetapi juga pada pasar tradisional. Banyak toko offline yang harus beradaptasi dengan tren digital ini, bahkan banyak yang mengalami penurunan penjualan karena tidak mampu bersaing dengan toko online yang menawarkan harga yang jauh lebih murah dan efisien. Selain itu, anak muda zaman sekarang sangat berhubungan erat dengan yang namanya media sosial, seperti Instagram, Tiktok, dan Twitter. Platform ini menjadi ruang bagi sebuah brand untuk mempromosikan produk mereka melalui iklan digital atau kolaborasi dengan influencer. Konten kreatif dari influencer ini sering kali membuat anak muda untuk membeli sebuah produk tanpa berfikir panjang. Efek dari strategi pemasaran digital ini dapat dilihat dari meningkatnya konsumsi implusif. Banyak anak muda yang membeli produk bukan karena kebutuhan tetapi karena terpengaruh oleh tren. Hal ini memperbesar pengeluaran anak muda, terutama dalam barang-barang yang bersifat konsumtif seperti fashion, gadget, dan produk kecantikan.
Gaya hidup digital tidak hanya memengaruhi cara anak muda dalam berinteraksi dengan teknologi, tetapi juga cara mereka mengelola pengeluaran dan konsumsi. Perubahan ini menciptakan dampak yang signifikan di sektor ekonomi dan bisnis, seperti munculnya peluang baru bagi bisnis digital, perubahan pola belanja, dan meningkatnya konsumsi layanan digital. Di sisi lain, pasar tradisional perlu beradaptasi agar dapat terus bersaing di era digital yang lebih mendominasi. Gaya hidup digital yang semakin berkembang akan terus mengubah ekonomi di masa depan, terutama generasi muda yang menjadi penggerak utama pada perubahan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H