Mohon tunggu...
Nesa Ayu Tinilas
Nesa Ayu Tinilas Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya menyukai topik bisnis

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Dampak Media Sosial Terhadap Persepsi Kecantikan

2 Januari 2025   19:45 Diperbarui: 2 Januari 2025   19:16 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Media sosial secara aktif menyebarkan standar kecantikan yang sangat spesifik, sering kali mengutamakan penampilan fisik yang sempurna, seperti kulit mulus, tubuh langsing, dan fitur wajah yang simetris. Gambar-gambar ini sering kali diperoleh melalui pengeditan foto menggunakan filter atau aplikasi, menciptakan gambaran yang tidak realistis tentang kecantikan. Media sosial saat ini merupakan salah satu komponen terpenting yang mempengaruhi kesehatan mental, emosional, fisik, dan spiritual seseorang. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa media terus menggambarkan standar kecantikan dan perbandingan citra tubuh, yang berdampak pada keputusan yang dibuat oleh pria dan wanita di seluruh dunia tentang kecantikan.

Selebritas dan publik figur memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap persepsi kecantikan dalam masyarakat. Mereka sering dianggap sebagai model peran dan standar kecantikan yang ideal. Pengaruh ini tidak hanya terbatas pada gaya hidup dan penampilan fisik mereka, tetapi juga menyentuh cara orang memandang dan berinteraksi dengan kecantikan dalam kehidupan sehari-hari.

Munculnya media sosial telah mengantarkan manusia pada era teknologi digital, seperti gambar yang dapat dikurasi dengan cermat sehingga tidak jarang keindahan tanpa cela dan kehidupan sempurna mendominasi layar smartphone setiap manusia. Meskipun media sosial menawarkan manfaat yang tidak dapat disangkal, tetapi terdapat pula kekhawatiran yang semakin besar mengenai dampak media sosial terhadap persepsi individu tentang standar kecantikan dan kesehatan mental. Dengan meningkatnya alat dan filter pengeditan foto, menampilkan versi ideal diri kamu secara online menjadi semakin mudah. Gambar-gambar yang diedit dengan cermat ini menciptakan kesan palsu tentang apa yang bisa dicapai dalam hal keindahan.

Media sosial telah mengubah cara kita memandang diri sendiri dan orang lain, terutama dalam hal penampilan fisik. Berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube memberikan akses instan ke gambar dan video yang menggambarkan standar kecantikan tertentu. Sayangnya, hal ini telah menyebabkan peningkatan rasa tidak puas terhadap penampilan fisik di kalangan pengikut media sosial, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Warganet akan menilai standar kecantikan tempat tersebut melalui gambar layar kaca yang terlampir. Di Indonesia, misalnya, orang dianggap cantik jika mereka putih, tinggi, langsing, atau bahkan sempurna. Sangat mudah untuk mendapatkan pengakuan dan popularitas jika seseorang memiliki itu semua. Namun demikian, sejumlah besar influencer saat ini telah mempromosikan kecantikan secara luas. Mereka sebenarnya menciptakan standar kecantikan mereka sendiri.

Remaja dan dewasa muda sangat dipengaruhi oleh representasi kecantikan di media sosial karena mereka berada pada fase perkembangan identitas yang sangat sensitif terhadap standar sosial dan budaya. Dampak media sosial terhadap kecantikan cenderung lebih banyak membawa pengaruh negatif, terutama dalam membentuk standar kecantikan yang tidak realistis. Penggunaan filter dan editing foto yang berlebihan sering kali menciptakan citra ideal yang sulit dicapai, sehingga memicu perasaan kurang percaya diri dan tekanan untuk tampil sempurna. Meskipun ada sisi positif seperti meningkatkan kesadaran akan keberagaman, dominasi citra kecantikan yang seragam di media sosial dapat memperburuk persepsi diri seseorang, khususnya di kalangan remaja. namun ada juga pengaruh positif yaitu Peningkatan Kesadaran Diri, Media sosial memberi platform bagi individu untuk mengekspresikan diri, merayakan keberagaman, dan memperlihatkan kecantikan dalam berbagai bentuk. Ini dapat mendorong orang untuk lebih menghargai diri mereka apa adanya, meskipun berbeda dari standar kecantikan tradisional. Akses ke Tren Kecantikan: Pengguna dapat dengan mudah mengakses berbagai tutorial kecantikan, tips, dan produk yang membantu mereka merawat diri dan merasa lebih percaya diri dukungan untuk kecantikan yang inklusif: Banyak akun di media sosial yang mendukung kecantikan dalam segala bentuk, warna kulit, ukuran tubuh, dan jenis kelamin. Hal ini membantu menciptakan ruang yang lebih inklusif dan memberi representasi yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun