Mohon tunggu...
Nerlando Opriendi
Nerlando Opriendi Mohon Tunggu... Administrasi - onfire

bekerja keras terus sampai mimpimu tercapai

Selanjutnya

Tutup

Money

Leader Kunci dari Keberhasilan Team Work

10 Februari 2022   19:32 Diperbarui: 10 Februari 2022   19:38 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Teamwork merupakan kata yang seringkali kita dengar dan semua orang tentunya sudah mengetahui definisinya. Akan tetapi, ada hal yang perlu kita sadari bahwa ada tantangan besar yang akan dihadapi dalam sebuah organisasi. Dan sudahkah kita memiliki teamwork yang baik?
Sebelum terbentuknya sebuah teamwork, perlu kita ketahui bahwasanya ada rangkaian proses pembentukan yang pasti akan dilewati. Model pembentukan tersebut pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1985). Dan teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.
* Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
* Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mendek pada tahap ini.
* Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranana dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
* Performing
Pada tahap ini barulah tim dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
 
8 Kunci Mengelola Teamwork

Total Commitment (komitmen penuh)
Komitmen adalah tekad kuat untuk mewujudkan suatu tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi. Komitmen dapat dijadikan sebagai pembuka awal kerja sama, sekaligus penutup dalam pencapaian sebuah tujuan. Seperti sebuah rangkaian berkesinambungan yang membutuhkan integritas dalam komitmen untuk mewujudkan kerja sama. Dengan komitmen penuh, semua anggota akan berupaya memberikan kontribusi terbaik dan sekuat tenaga demi kejayaan bersama.
Emphaty (empati dan mendengarkan)

Kemampuan bersikap empati terhadap anggota lain dengan mendengarkan semua pendapat adalah awal komunikasi yang benar. Apapun pendapatnya, benar atau salah, dapat disaring dan diolah menjadi kesimpulan bagi semua orang. Pemimpin dapat memberikan contoh dan sharing, sebagai bagian dari empati kepada tim kerjanya agar terbentuk "merasa diberdayakan" dan dipedulikan. Membuat setiap orang merasa kehadirannya dibutuhkan dan berarti sebagai bagian integral dan kerja sama.
Advertisy Management (mengelola kesukaran)

Dibutuhkan kemampuan leadership untuk mengelola kesukaran dan tantangan dalam tim. Dalam persaingan bisa timbul gesekan dan konflik antar-anggota, karena semua orang bersuaha menunjukkan kinerja terbaiknya. Mengelola kesukaran atau adversity management perlu melibatkan peran aktif semua anggota, dengar pendapat, panduan, dan sikap tergas pemimpin. Tantangan dan kesukaran terbesar adalah mengelola kerja sama dalam organisasi dan secara bersamaan mendorong setiap anggota untuk bersaing dengan adil dan terbuka memberikan yang terbaik kepada organisasi.
Mutual Respects (sikap hormat melahirkan apresiasi)
Menciptakan sikap respek terhadap sesama anggota dalam organisasi akan menumbuhkan kebersamaan dan saling peduli. Tumbuhnya sikap hormat kepada siapapun  adalah proses pendidikan bahwa setiap individu adalah subjek yang penting. Melaksanakan sikap hormat adalah bagian pembelajaran dan apresiasi terhadap nilai budi pekerti yang bisa tumbuh berkembang dalam organisasi.
Worship in God (berdoa, memberikan kekuatan)

Banyak orang yakin bahwa sukses bukan sekedar hasil dari kemampuan dan kerja keras saja. Kita bisa membiasakan agar sebelum bekerja, semua anggota berdoa memohon kekuatan Yang Di Atas agar dapat membantu mengatasi persoalan dan hambatan yang sering menghadang proses kerja sama. Berdoa memberikan kekuatan besar yang tidak terlihat dan sering membantu terjadinya "keajaiban sukses" seiring proses kerja keras dan konsistensi dari upaya untuk mencapai tujuan bersama.
Ownership to the goal (kepemilikan kepada tujuan)

Cara terbaik agar semua orang berpartisipasi memberikan kontribusi terbaik adalah selalu mendengungkan ke dalam pikiran bahwa tujuan organisasi adalah milik kita semua. Membentuk mindset kepemilikan dalam benak anggota akan menumbuhkan sikap tanggung jawab, dewasa, dan mandiri dalam setiap pelaksanaan tugas. Ownership menciptakan suasana dinamis dan sukacita, dan setiap anggota akan berusaja sekuat tenaga proses demi sukses mencapai tujuan bersama dalam organisasi.

Relinquishment of ego (membuang rasa ego)

Membuang ego pribadi bukan hal yang mudah. Banyak orang merasa dirinya paling hebat, dibutuhkan, dan paling berperan. Organisasi yang sehat berisikan anggota yang mampu membuang rasa ego demi kebaikan bersama. Membuang ego dapat dipraktikkan dengan membuang gengsi dan sikap tidak mau kalah. Harmonisasi kerja sama yang dapat dibentuk melalui komunikasi yang benar dan sehat. Ego dapat dikelola dengan cara meminta bantuan kepada anggota sesuai dengan porsi dan keahliannya dan tanyakan kepada setiap anggota apa yang bisa dibantu.

Kinetic Leadership (kepemimpinan yang menggerakan)

Keunggulan organisasi yang kuat yaitu memberikan kesempatan sepenuhnya kepada para pemimpin di dalamnya untuk mengeksplorasi dan mengangkat semua kemampuan dan hasil kerja terbaik anggotanya. Setiap anggota akan semaki nterjungkit jika mengetahui bahwa peran dan kehadirannya berguna bagi organisasi. Pemimpin menggerakan anggotanya untuk lebih berkarya dan berkontribusi, yaitu mendorong anggotanya begerak maju melakukan tugas dan tanggung jawabnya seoptimal mungkin demi sukses bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun