Pendidikan seni adalah elemen kritis dari kurikulum sekolah yang tidak boleh diabaikan. Seni membuka pintu bagi siswa untuk mengekspresikan diri mereka secara unik dan kreatif.
 Melalui seni, siswa belajar untuk memahami dunia di sekitar mereka dengan cara yang berbeda. Mereka mengasah keterampilan observasi dan interpretasi, yang penting untuk perkembangan pemikiran kritis.
Seni juga memainkan peran penting dalam memperluas perspektif siswa. Mereka belajar tentang berbagai budaya, sejarah, dan tradisi melalui berbagai bentuk seni seperti lukisan, musik, tari, dan teater.
 Kurikulum yang mencakup seni memberikan kesempatan bagi setiap siswa, terlepas dari latar belakang atau minat mereka, untuk menemukan bakat dan minat mereka sendiri dalam berbagai media artistik.
 Pendidikan seni tidak hanya tentang menciptakan seniman, tetapi juga tentang membantu siswa menjadi individu yang lebih kreatif, inovatif, dan reflektif dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengintegrasikan seni dalam kurikulum sekolah juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental siswa. Seni menjadi outlet untuk mengekspresikan emosi, mengurangi stres, dan meningkatkan rasa percaya diri.
Selain itu, seni membantu mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan, yang sangat penting untuk sukses di masa depan.
 Pendidikan seni juga memainkan peran dalam memperkuat hubungan siswa dengan pembelajaran secara keseluruhan. Hal ini dapat meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam bidang-bidang lain seperti matematika, sains, dan bahasa.
 Kehadiran seni dalam kurikulum sekolah juga mempromosikan inklusi dan keragaman, menciptakan lingkungan di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung.
 Dengan demikian, pendidikan seni harus dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum sekolah, karena tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk individu yang lebih berdaya, kreatif, dan berbudaya.