Mohon tunggu...
.sockhska
.sockhska Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Aku jurnalis amatir karena baru masuk didunia ini kurang dari satu tahun, aku berharap bisa menuangkan aspirasiku dengan leluasa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Vigilante: Eksplorasi Sejarah Keadilan Tanpa Izin

11 November 2023   23:29 Diperbarui: 11 November 2023   23:29 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korea Selatan baru-baru ini meluncurkan seri terbarunya yang berjudul "Vigilante," drama seri yang diperankan oleh Nam Joo Hyuk ini diadaptasi dari sebuah webtoon. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan vigilante, dan apakah itu benar-benar ada ? bagaimana sejarah vigilante itu sendiri ?

Vigilante, atau Vigilantisme, merupakan tindakan individu atau kelompok yang mengambil hukum ke tangan mereka sendiri. Sejarahnya kompleks dan melibatkan berbagai budaya dan abad. Meskipun sering dikaitkan dengan citra pahlawan yang menegakkan keadilan, kenyataannya mencerminkan nuansa motivasi, tindakan, dan konsekuensi.

Akar keadilan masyarakat muncul sebagai respons terhadap ketidakmampuan sistem hukum mereka. Contohnya, di Amerika pada abad ke-19, kelompok seperti Ku Klux Klan muncul sebagai vigilante karena merasa sistem hukum tidak dapat menangani masalah secara efektif.

Pemahaman mengapa vigilante muncul memerlukan pemeriksaan lebih dekat terhadap kondisi sosial. Vigilante sering muncul ketika orang merasa terancam atau percaya bahwa sistem hukum tidak dapat melindungi mereka. Ini bisa menjadi respons terhadap aktivitas kriminal dan manifestasi frustrasi terhadap ketidakmampuan sistem hukum.

Meskipun beberapa melihat vigilante sebagai pahlawan menantang korupsi, batas antara keadilan dan anarki tetap tipis. Vigilantisme tanpa regulasi dapat mengakibatkan konsekuensi tidak diinginkan, termasuk penindasan oleh individu berkekuatan tanpa pertanggungjawaban.

Di era terhubung saat ini, konsep vigilante telah mengambil dimensi baru. Komunitas online, dipicu oleh ketidakadilan yang dirasakan, terlibat dalam doxxing atau kampanye penghinaan publik. Meskipun tidak melibatkan kekerasan fisik, tindakan ini menimbulkan pertanyaan etis tentang batasan keadilan tanpa izin di era digital.

Vigilantisme, fenomena kompleks dan bervariasi, terus memikat imajinasi manusia. Akarnya dalam perjuangan sejarah untuk keadilan dan manifestasinya yang kontemporer sebagai respons terhadap kegagalan masyarakat menyoroti perlunya dialog terus-menerus tentang peran keadilan tanpa izin dalam masyarakat yang terus berkembang. Menemukan keseimbangan antara memberdayakan individu untuk mengatasi ketidakadilan dan menjaga kepatuhan hukum tetap menjadi tantangan, dan warisan vigilantisme menjadi pengingat tentang keseimbangan halus yang dibutuhkan untuk masyarakat yang adil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun