Perkembangan teknologi komunikasi dalam beberapa dekade terakhir sungguh pesat. Internet, email, ponsel pintar, dan berbagai platform media sosial kini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, tak terkecuali di dunia organisasi. Lalu, apa dampaknya pada pola komunikasi di dalam sebuah perusahaan atau institusi?
Pada awalnya, banyak yang menilai teknologi komunikasi modern sepenuhnya menguntungkan. Informasi bisa tersebar luas dengan instan ke seluruh lini organisasi. Rapat jarak jauh pun bisa dilakukan melalui telekonferensi. Namun, kita juga tidak bisa menutup mata dari beberapa efek negatif yang ditimbulkan.
Interaksi maya yang berlebihan berpotensi melemahkan hubungan interpersonal di antara karyawan. Tak jarang kita jumpai, meskipun berkantor berdekatan, komunikasi dilakukan lewat chat atau email. Ini jelas tidak seoptimal berbicara langsung. Nuansa dan bahasa non-verbal ikut tereliminasi.
Selain itu, fenomena "information overload" juga bisa terjadi. Terlalu banyak informasi yang beredar melalui berbagai saluran digital membuat karyawan kewalahan memilah dan menentukan prioritas. Produktivitas pun bisa terganggu.
Kesimpulannya, teknologi komunikasi tetap diperlukan untuk meningkatkan efisiensi organisasi modern. Namun, jangan sampai menggantikan pertemuan dan forum diskusi langsung. Gunakanlah secara bijak sesuai kebutuhan, dan yakinkan komunikasi personal tetap terjaga. Dengan begitu, teknologi komunikasi bisa menjadi peluang, bukan ancaman bagi organisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H